AS: Jika Teheran Kirim Rudal ke Rusia, Maskapai Iran Air Dilarang Beroperasi di Eropa
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Negara-negara anggota G-7 siap merespons dengan sanksi baru yang berat yang dapat mencakup larangan penerbangan Iran Air ke Eropa jika Iran melanjutkan transfer rudal balistik jarak dekat ke Rusia, kata seorang pejabat senior Amerika Serikat pada hari Jumat (15/3).
“Pesan kami hari ini adalah, jika Iran terus menyediakan rudal balistik kepada Rusia, tanggapan dari masyarakat internasional akan cepat dan parah,” kata pejabat itu kepada sekelompok kecil wartawan.
Amerika Serikat bergabung dengan sekutu G-7 dalam mengeluarkan pernyataan yang memperingatkan Republik Islam Iran untuk tidak melanjutkan transfer tersebut setelah laporan Reuters bahwa Teheran telah memberi Rusia sejumlah besar rudal balistik permukaan-ke-permukaan yang kuat untuk digunakan dalam invasi mereka ke Ukraina.
Pejabat tersebut, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya, mengatakan salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan “akan berdampak pada penghentian penerbangan dari Iran Air, maskapai penerbangan milik negara, ke Eropa. Intinya, hal ini tidak seperti biasanya.”
Pejabat tersebut mengatakan bahwa meskipun Amerika Serikat belum dapat memastikan bahwa transfer tersebut telah dilakukan seperti yang dilaporkan Reuters, jelas ada upaya Teheran untuk memajukan negosiasi dengan Moskow mengenai rudal tersebut.
Pembatasan Dewan Keamanan PBB terhadap ekspor sejumlah rudal, drone, dan teknologi lainnya oleh Iran telah berakhir pada bulan Oktober.
Namun, Amerika Serikat dan Uni Eropa tetap mempertahankan sanksi terhadap program rudal balistik Iran di tengah kekhawatiran atas ekspor senjata ke proksi mereka di Timur Tengah dan Rusia.
Rudal balistik akan menjadi senjata baru yang ampuh untuk digunakan Rusia dalam perangnya di Ukraina.
Amerika Serikat mengatakan Iran telah memberi Rusia drone, bom udara berpemandu, dan amunisi artileri yang digunakan Moskow untuk menyerang sasaran-sasaran Ukraina.
Washington telah waspada selama setahun mengenai apa yang digambarkannya sebagai kemitraan pertahanan Rusia-Iran yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang akan membantu Moskow memperpanjang perangnya di Ukraina serta menimbulkan ancaman bagi negara-negara tetangga Iran. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...