AS Kecewa Respons Sinis Rusia Terhadap Serangan di Suriah
PALM BEACH, SATUHARAPAN.COM - Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson, hari Jumat (7/4) menyatakan kekecewaan atas reaksi sinis Rusia terhadap serangan rudal Amerika Serikat (AS) di Suriah, tapi mengatakan dukungan besar Moskow terhadap rezim tidak mengejutkan.
“Saya kecewa dengan respons dari Rusia karena itu menunjukkan dukungan berkelanjutan mereka bagi rezim Assad,” kata Tillerson yang dijadwalkan melakukan kunjungan ke Moskow pekan depan.
“Secara khusus,” katanya, respons tersebut menunjukkan “dukungan berkelanjutan Kremlin bagi rezim yang melancarkan serangan keji semacam ini terhadap rakyat mereka sendiri.”
“Saya merasa sangat kecewa, tapi saya harus memberi tahu Anda bahwa itu sama sekali tidak mengejutkan,” imbuh Tillerson.
Dukung Serangan AS di Suriah
Presiden Suriah Bashar al-Assad “bertanggung jawab sepenuhnya” atas serangan AS ke pangkalan udara rezim, kata Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Francois Hollande dalam sebuah pernyataan bersama pada hari Jumat (7/4).
“Setelah serangan senjata kimia pada 4 April di Khan Sheikhun di wilayah barat laut Suriah, fasilitas militer rezim Suriah dihancurkan oleh serangan udara AS tadi malam,” menurut pernyataan tersebut, yang dikeluarkan setelah percakapan telepon pagi hari.
“Presiden Assad bertanggung jawab sepenuhnya atas perkembangan ini.”
“Penggunaan senjata kimia berulang kali olehnya dan kejahatannya terhadap rakyatnya sendiri mendorong sanksi, yang sudah dituntut Prancis dan Jerman pada musim panas 2013 setelah pembantaian Ghuta,” satu lokasi serangan senjata kimia lainnya.
Mereka menambahkan bahwa “Prancis dan Jerman, bersama dengan para mitra mereka dan dalam kerangka kerja PBB, akan melanjutkan upaya mereka untuk meminta pertanggungjawaban Presiden Assad atas kejahatannya.”
Berlin dan Paris menyerukan komunitas internasional berkolaborasi untuk transisi politik di Suriah sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 2254 dan Komunike Jenewa, kata mereka, merujuk pada pernyataan dikeluarkan pada 30 Juni 2012 oleh Kelompok Aksi untuk Suriah yang didukung PBB.
Merkel dan Hollande masing-masing diberi tahu “satu sampai dua jam sebelum serangan,” kata seorang narasumber dari kantor presiden Prancis.
Hollande kemudian mengatakan bahwa respons AS kini harus ditindaklanjuti di tingkat internasional “di bawah naungan PBB jika memungkinkan.”
Sementara Kanada “sepenuhnya mendukung” penembakan rudal jelajah AS di pangkalan udara Suriah dalam menanggapi dugaan serangan senjata kimia, kata Perdana Menteri Justin Trudeau pada hari Jumat (7/4).
“Kanada sepenuhnya mendukung tindakan terbatas dan terencana Amerika Serikat untuk mengurangi kemampuan rezim Assad melancarkan serangan senjata kimia terhadap warga sipil yang tidak bersalah, termasuk banyak anak,” katanya dalam sebuah pernyataan.
“Penggunaan senjata kimia oleh Presiden Assad dan kejahatan yang dilakukan rezim Suriah terhadap rakyatnya sendiri tidak boleh diabaikan,” imbuhnya. “Serangan keji semacam ini tidak boleh dibiarkan lolos dari hukuman.”
Perdana menteri itu menyebut serangan kimia pada minggu ini di provinsi barat laut Idlib sebagai “kejahatan perang” dan “tidak dapat diterima.”
“Kanada mengutuk semua penggunaan senjata kimia,” katanya. (AFP)
Editor : Melki Pangaribuan
60.000 Warga Rohingya Lari ke Bangladesh karena Konflik Myan...
DHAKA, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 60.000 warga Rohingya menyelamatkan diri ke Bangladesh dalam dua b...