AS Khawatirkan Penembakan Helikopter Ukraina oleh Separatis
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Gedung Putih pada Kamis (29/5) menyatakan kekhawatiran mengenai separatis pro-Rusia di Ukraina yang menggunakan senjata canggih “dari luar” setelah mereka menembak jatuh sebuah helikopter militer yang membunuh 12 tentara termasuk seorang jenderal.
Jatuhnya pesawat itu terjadi di tengah meningkatnya bentrokan antara tentara Kiev dan separatis di bagian timur negara itu, menyusul kemenangan pengusaha coklat Petro Poroshenko dalam pemilihan umum presiden.
“Kami sangat terganggu dengan kekerasan yang sedang berlangsung di Ukraina timur, termasuk mengenai laporan bahwa separatis telah menembak jatuh sebuah helikopter militer Ukraina,” kata juru bicara Gedung Putih, Jay Carney.
“Saat ini kami belum bisa memverifikasi rincian laporan tersebut, tetapi kami khawatir hal ini menunjukkan bahwa separatis terus memiliki akses untuk mendapatkan persenjataan canggih dan bantuan lainnya dari luar,” tambah Carney, mengisyaratkan bahwa Rusia dapat meningkatkan kekuatan separatis.
Moskow secara konsisten membantah tuduhan tersebut.
Helikopter tempur Mi-8 ditembak menggunakan rudal canggih yang ditembakkan ke udara. Di antara korban yang tewas terdapat seorang jenderal Ukraina.
Presiden sementara Oleksandr Turchynov mengatakan senjata yang digunakan adalah sistem pertahanan udara portabel buatan Rusia.
Mengindikasikan adanya bantuan dari Rusia, Carney menyuarakan kepedulian terhadap tim pengamat Organization for Security and Cooperation in Europe (OSCE) yang ditahan oleh separatis di kota Slavyansk.
“Hal yang sangat tidak bisa diterima adalah ditahannya para pengamat, dan mereka harus segera dibebaskan. Kami mendesak Rusia untuk menggunakan pengaruhnya terhadap kelompok-kelompok ini agar mereka segera membebaskan para pengamat tersebut, melucuti senjata dan berpartisipasi dalam proses politik,” tutur Carney.
Separatis menegaskan bahwa mereka menahan empat pengamat, yang hilang sejak Senin (26/5). (AFP)
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...