Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 09:03 WIB | Selasa, 23 Juli 2013

AS Pelajari Kemungkinan Kirim Bantuan Militer untuk Oposisi Suriah

Konflik bersenjata di Suriah selama dua tahun lebih dan belum ada tanda-tanda akan selesai. (Foto dari: ria.ru.)

WASHINGTON,  SATUHARAPAN.COM - Pasukan Amerika Serikat dapat melakukan berbagai misi untuk mendukung pemberontak di Suriah dalam perjuangan mereka melawan rezim Bashar Al Assad. Namun demikian, sebagian besar misi ini akan menanggung biaya tinggi dan risiko pembalasan. Demikian dikatakan seorang perwira tinggi Militer AS.

Kepala Staf Gabungan Angkatan Darat, Jenderal Martin Dempsey, disebutkan telah memberikan penilaian tentang pilihan untuk menggunakan kekuatan militer AS dalam konflik Suriah. Penilaian itu disampaikan dalam sebuah surat kepada anggota parlemen AS dan diumumkan pada hari Senin (22/7).

Menurut Dempsey, Pentagon siap untuk melakukan misi seperti pelatihan bagi pasukan oposisi, melakukan serangan terbatas dan bertahan, membangun zona larangan terbang, membangun zona penyangga dan mengendalikan senjata kimia.

"Semua pilihan ini untuk tujuan militer terbatas untuk membantu pasukan oposisi dan memberi tekanan lebih banyak kepada rezim," kata Dempsey dalam surat itu.

"Kami telah belajar dalam 10 tahun terakhir, bagaimanapun, bahwa tidak cukup hanya mengubah perimbangan kekuatan militer tanpa pertimbangan yang cermat apa yang diperlukan dalam upaya untuk membangun fungsi pemerintahan," dia memperingatkan.

Secara umum, dia juga menjelaskan potensi biaya dan risiko yang akan ditanggung pada setiap pilihan. Disebutkan, pilihan membangun zona larangan terbang akan membutuhkan ratusan basis di darat maupun di laut untuk landasan pesawat  terbang, intelijen dan dukungan perlengkapan untuk perang elektronik, dan fasilitas  yang memungkinkan untuk mengisi bahan bakar dan komunikasi.

Biaya awal untuk itu diperkirakan mencapai  US$ 500 juta (sekitar Rp 5 triliun), dan sekitar US$ 1 miliar (Rp 10 triliun) per  per bulan selama satu tahun, kata Dempsey. Ditambahkan bahwa potensi risiko lainnya adalah hilangnya pesawat AS dan kegagalan mengurangi kekerasan rezim Assad  sangat bergantung  pada pasukan darat.

Sementara itu, untuk pelatihan dan penempatan tim penasihat pasukan oposisi akan menghabiskan biaya sekitar  US$ 500 juta (Rp 5 triliun)  per tahun, kata dia.

Amerika Serikat telah memberikan bantuan kemanusiaan dan bantuan lain kepada pihak oposisi Suriah. Namun Gedung Putih baru-baru ini berjanji untuk meningkatkan dukungan untuk oposisi Suriah, termasuk bantuan militer. Hal itu dinyatakan menyusul klaim bahwa pasukan pemerintah Suriah telah menggunakan senjata kimia beberapa kali selama konflik.

Senator AS, termasuk Carl Levin dari Partai Demokrat dan John McCain dari Partai Republik, telah menekan Presiden Barack Obama untuk mengambil pendekatan yang lebih kuat untuk mengalahkan pasukan Assad.(ria.ru.)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home