AS: Perjanjian Ekonomi Ukraina - Rusia Tidak Akan Redakan Demonstrasi
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Amerika Serikat menilai bahwa perjanjian ekonomi antara Rusia dengan Ukraina tidak akan meredakan kekhawatiran demonstran Ukraina yang meminta sebuah perjanjian untuk mendekatkan hubungan dengan Uni Eropa.
Perjanjian tersebut, yang isinya Presiden Rusia, Vladimir Putin, sepakat untuk membeli obligasi Ukraina senilai 15 miliar dolar AS (sekitar Rp180,3 triliun) dan memangkas tagihan gas sebesar sepertiganya, “tidak akan meredakan kekhawatiran orang-orang yang berkumpul dalam protes publik di seluruh Ukraina,” kata juru bicara Gedung Putih, Jay Carney, kepada wartawan di Washington, Selasa (17/12).
“Kami mendesak pemerintah Ukraina untuk mendengar rakyat mereka dan menemukan sebuah cara untuk mengembalikan masa depan Eropa yang damai, adil, demokratis dan sejahtera, yang diinginkan rakyat Ukraina,” tambahnya saat rapat harian rutin.
Perjanjian Rusia-Ukraina itu diumumkan saat kunjungan Presiden Ukraina, Viktor Yanukovych ke Moskow. Negara bekas Soviet berpenduduk 46 juta jiwa tersebut merupakan pusat konflik diplomatik sejak keputusan mengejutkan dari Yanukovych bulan lalu untuk mengesampingkan perjanjian bersejarah dengan UE, dan ingin mempererat hubungan dengan Rusia.
Bantuan dari Rusia bisa membuat Kiev terhindar dari acaman krisis neraca pembayaran dan kemungkinan gagal bayar di tengah resesi yang membuat perekonomian melemah sejak paruh pertama tahun lalu.(AFP)
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...