Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 14:56 WIB | Kamis, 05 Desember 2024

AS, Prancis, Jerman, Inggris Mendesak untuk De-eskalasi di Suriah

Pemandangan udara ini menunjukkan benteng bersejarah Aleppo dan kota di sekitarnya pada 30 November 2024, setelah pejuang oposisi menguasai kota kedua Suriah. (Foto: AFP)

WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat dan sekutunya: Prancis, Jerman, dan Inggris pada hari Minggu (1/12) menyerukan "de-eskalasi" di Suriah dan mendesak dalam pernyataan bersama untuk melindungi warga sipil dan infrastruktur.

"Eskalasi saat ini hanya menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan solusi politik yang dipimpin Suriah untuk konflik tersebut, sejalan dengan (resolusi) UNSCR 2254," demikian bunyi pernyataan yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri AS, merujuk pada resolusi PBB 2015 yang mendukung proses perdamaian di Suriah.

Sementara itu, Rusia pada hari Minggu mengatakan pihaknya membantu tentara Suriah "mengusir" pasukan oposisi bersenjata di tiga provinsi utara, karena Moskow berupaya mendukung pemerintah yang dipimpin oleh sekutunya Bashar al Assad.

Aliansi oposisi bersenjata melancarkan serangan terhadap pemerintah Suriah pada hari Rabu (27/11), dengan pasukan pemerintah Suriah kehilangan kendali atas kota Aleppo pada hari Minggu, menurut pemantau perang.

“Tentara Arab Suriah, dengan bantuan Pasukan Dirgantara Rusia, melanjutkan operasinya untuk mengusir agresi teroris di Provinsi Idlib, Hama, dan Aleppo,” kata militer Rusia dalam sebuah pengarahan di situs webnya.

“Selama sehari terakhir, serangan rudal dan bom dilakukan di tempat-tempat di mana militan dan peralatan berkumpul,” katanya dalam pengarahan yang sama, tanpa mengatakan di mana atau oleh siapa.

Dikatakan sedikitnya “320 militan dihancurkan.”

Rusia mengumumkan awal pekan ini bahwa mereka mengebom target oposisi bersenjata di negara yang dilanda perang itu, dengan pesawat tempur Rusia menyerang bagian-bagian Aleppo -- kota kedua Suriah -- untuk pertama kalinya sejak 2016, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris.

Moskow merupakan pendukung militer terpenting bagi pemimpin Suriah al Assad, yang telah membalikkan keadaan perang saudara untuk menguntungkannya ketika negara itu melakukan intervensi pada tahun 2015. (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home