AS Putuskan Tarik Diri dari Kesepakatan Nuklir Iran
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Presiden Donald Trump mengatakan Amerika Serikat akan menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran, yaitu perjanjian bersejarah yang dicapai pada 2015.
Keputusan itu diungkapkan Trump pada Selasa (9/5). "Amerika Serikat tidak membuat ancaman kosong," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi.
Ia menambahkan bahwa dirinya tidak akan menandatangani surat pelepasan sanksi-sanksi atas Iran terkait nuklir dan memaksakan kembali semua sanksi terhadap Iran yang telah dicabut di bawah kesepakatan 2015.
Trump mengulang sikap tegasnya soal kesepakatan tersebut, yang dianggapnya gagal mencegah Iran mengembangkan senjara nuklir atau mendukung terorisme di kawasan.
Gedung Putih bersikeras untuk mengambil keputusan itu kendati Trump mengakui dalam pidatonya bahwa Iran telah mematuhi kesepakatan.
Setelah itu, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan dalam pengumuman bahwa Amerika Serikat "akan bekerja sama dengan sekutu-sekutu kita untuk menemukan penyelesaian yang nyata, lengkap dan abadi terhadap ancaman Iran."
"Upaya kita lebih luas dari sekedar ancaman nuklir dan kita akan bekerja sama dengan mitra-mitra kita untuk melenyapkan ancaman program peluru kendali balistik Iran; menghentikan kegiatan terorismenya di seluruh dunia; dan menghadang kegiatan-kegiatannya yang bermuatan ancaman di seluruh Timur Tengah dan di luar kawasan.
"Saat kita membangun upaya global ini, sanksi-sanksi akan diterapkan secara penuh dan akan memperingatkan rezim Iran soal pengucilan diplomatik dan ekonomi sebagai akibat dari kegiatannya yang gegabah dan ganas,"kata Pompeo.
Trump juga mengatakan dalam pidatonya bahwa Pompeo sudah berangkat menuju Korea Utara untuk mempersiapkan pertemuannya dengan pemimpin tertinggi negara itu, Kim Jong Un.
Trump sebelumnya mengatakan bahwa ia akan mengumumkan tanggal dan lokasi pertemuan "dalam waktu segera."
Keputusan Trump "Salah Arah"â
Mantan presiden Amerika Serikat Barack Obama menyampaikan kritik terbuka, yang jarang dia lakukan, kepada penerusnya, menyebut keputusan Donald Trump untuk meninggalkan kesepakatan nuklir Iran "salah arah" dan merupakan "kesalahan serius."
"Kenyataannya jelas. JCPOA bekerja," kata Obama dalam sebuah pernyataan Selasa waktu Amerika, merujuk kepada kesepakatan yang ditandatangani oleh pemerintahannya pada 2015. "Itu pandangan yang disampaikan oleh sekutu Eropa kami, para ahli independen, dan menteri pertahanan AS saat ini."
"Itulah mengapa pengumuman hari ini begitu salah arah," tambahnya sebagaimana dikutip AFP.
"Saya yakin bahwa keputusan untuk membuat JCPOA terancam tanpa adanya pelanggaran warga Iran atas kesepakatan itu merupakan kesalahan serius."
Kesepakatan mengenai program nuklir Iran yang disebut Rencana Aksi Komprehensif Bersama (The Joint Comprehensive Plan of Action/JCPOA) dicapai 2015 oleh Iran; lima anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa yang terdiri atas Amerika Serikat, Rusia, China Inggris dan Prancis; serta Jerman.
Trump memutuskan menarik AS dari kesepakatan nuklir tersebut, sementara Iran menyatakan akan tetap berpegang pada perjanjian yang melonggarkan sanksi ekonomi terhadap Teheran sebagai balasan bagi pengekangan program nuklirnya. (antaranews.com/Al Arabiya)
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...