AS Secara Resmi Sebut Pasukan Rusia Lakukan Kejahatan Perang di Ukraina
Inggris kirim bantuan 6.000 rudal ke Ukraina.
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat telah menilai bahwa Rusia melakukan kejahatan perang di Ukraina, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengumumkan pada hari Rabu (23/3).
“Minggu lalu, saya menggemakan pernyataan Presiden Biden, berdasarkan laporan yang tak terhitung jumlahnya dan gambar kehancuran dan penderitaan yang telah kita semua lihat, bahwa kejahatan perang telah dilakukan oleh pasukan Putin di Ukraina. Saya kemudian mencatat bahwa penargetan yang disengaja terhadap warga sipil adalah kejahatan perang,” kata Blinken dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Departemen Luar Negeri.
Blinken menambahkan: “Hari ini, saya dapat mengumumkan bahwa, berdasarkan informasi yang tersedia saat ini, pemerintah AS menilai bahwa anggota pasukan Rusia telah melakukan kejahatan perang di Ukraina.”
Blinken mengutip pernyataan Presiden Rusia, Vladimir Putin, tentang “kekerasan tak henti-hentinya yang telah menyebabkan kematian dan kehancuran di seluruh Ukraina.”
Dia mengatakan pasukan Rusia sengaja menargetkan warga sipil, termasuk rumah sakit bersalin Mariupol. “Pada 22 Maret, para pejabat di Mariupol yang terkepung mengatakan bahwa lebih dari 2.400 warga sipil telah tewas di kota itu saja,” katanya.
6.000 Rudal Bantuan Inggis
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengatakan pada Rabu (23/3) malam bahwa Inggris akan mengirim 6.000 rudal, yang terdiri dari anti-tank dan senjata peledak tinggi, dan US$33 juta (£25 juta, 30 juta euro) bantuan keuangan untuk militer Ukraina.
“Inggris Raya akan bekerja dengan sekutu kami untuk meningkatkan dukungan militer dan ekonomi ke Ukraina, memperkuat pertahanan mereka saat mereka membalikkan keadaan dalam pertarungan ini,” katanya dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP. Dia mengumumkan paket itu pada malam ketika menghadiri pertemuan puncak NATO dan G7.
Editor : Sabar Subekti
AS Memveto Resolusi PBB Yang Menuntut Gencatan Senjata di Ga...
PBB, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat pada hari Rabu (20/11) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB (Per...