AS: Sudah Waktunya Selesaikan Nuklir Iran
WINA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, hari Minggu (5/7) mengatakan bahwa sekarang waktunya menyelesaikan kesepakatan nuklir dengan Iran, di hari kesembilan pembicaraan antara Teheran dan negara-negara adidaya di Wina, Austria.
“Sekarang sudah waktunya melihat apakah kami mampu mencapai kesepakatan atau tidak,” ujar Kerry kepada para wartawan menjelang batas waktu Selasa (7/7). Ia juga mengatakan, saat ini hasil negosiasi belum dapat diprediksi.
“Selama beberapa hari terakhir kami telah membuat kemajuan nyata, tetapi kami belum menyepakati beberapa isu paling sulit,” ujar Kerry, seperti dilansir AFP.
Ia mengakui, meski pihaknya setuju, perundingan tersebut tidak pernah benar-benar dapat mencapai kesepakatan. “Pada tahap ini negosiasi belum dapat diprediksi,” kata dia menegaskan.
Hal tersebut disampaikan setelah pertemuan selama beberapa jam di Wina antara Kerry dan Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, dan menjelang kedatangan perwakilan dari Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan kemungkinan Tiongkok.
Enam negara tersebut menginginkan Iran membongkar beberapa bagian dari program nuklirnya, setidaknya untuk jangka waku 10 tahun dengan imbalan pencabutan sanksi.
Menurut negara-negara adidaya, kesepakatan itu akan membuat Teheran sulit membuat bom nuklir—tujuan yang dibantah republik Islam tersebut—dan akan mengakhiri kebuntuan selama bertahun-tahun yang beberapa kali mengancam peningkatan konflik bersenjata.
“Jika isu-isu sulit bisa dibicarakan dalam beberapa hari ke depan dan dengan cepat diselesaikan, kami akan mencapai kesepakatan pekan ini. Tapi jika tidak, kami tidak akan (mencapai kesepakatan). Jadi tim kami masih bisa bekerja sangat keras dalam beberapa jam dan hari ke depan, kami akan bekerja semampu kami,” ujar Kerry.(dh/da)
Jika Gagal, Tak Ada Pemenang
Menteri Luar Negeri Jerman, Frank-Walter Steinmer, mengatakan, jika program nuklir ini gagal mencapai kesepatakan, tidak ada kata pemenang dalam perundingan ini. Ia pun berharap kesepakatan tersebut membawa kejelasan bagi semua pihak.
Steinmer meminta kepada semua pihak, baik Barat dan Iran, untuk berani dan siap melakukan perundingan. Ia juga mengharapkan Teheran bisa menunjukkan keberaniannya dalam melaksanakan perundingan ini.
"Ini merupakan panggilan (kepada semua pihak) agar berani dan siap untuk berkompromi, dan saya berharap, terutama kepada Teheran, untuk menunjukkan keberaniannya," kata Steinmer, Minggu (5/7).
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran juga menyatakan bahwa masih ada masalah yang belum terselesaikan.
"Masih ada (masalah), yang jelas. Beberapa perbedaan tetap ada. Kami terus berusaha dan bekerja keras," kata Mohammad Javad Zarif, Senin (6/7) pagi.
Target keenam negara adidaya dalam perundingan ini ialah harus mampu mencegah Iran memproduksi senjata nuklir dan kemudian meringankan sanksi perekonomian Iran.
Berpacu dengan Waktu
Menurut sumber-sumber diplomatik yang dihimpun Deutsche Welle, sudah ada kesepakatan tentatif pada mekanisme penangguhan sanksi Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa terhadap Iran. Namun, Dewan Keamanan PBB berpotensi kembali menjatuhkan sanksi tetap dalam sengketa atas Iran.
Iran tidak setuju pada pengawasan masa depan dan penyelidikan PBB dalam penelitian nuklir yang dilakukan Teheran.
Jika kesepakatan tidak tercapai besok, kesepakatan sebelumnya akan sia-sia. Teheran bisa memperluas kegiatan nuklir, sementara Barat bisa memaksakan kembali beberapa sanksi yang telah ditangguhkan.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...