Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Sabar Subekti 18:36 WIB | Selasa, 21 Januari 2014

AS Tawarkan Bantuan Keamanan untuk Olimpiade Sochi, Rusia

Pemandangan di Olympic Park, Sochi, Rusia. (Foto: ria.ru)

MOSCOW, SATUHARAPAN.COM -  Militer Amerika Serikat telah menawarkan bantuan peralatan militer untuk meningkatkan keamanan penyelenggaraan  Olimpiade Musim Dingin di Sochi, Rusia yang dijadwalkan akan dibuka dalam waktu kurang dari tiga pekan.

Hal itu dikemukakan pihak Pentagon  hari Senin (20/1). "Perlengkapan udara dan laut pada dua kapal Angkatan Laut di Laut Hitam akan tersedia jika diminta," kata sekretaris pers Pentagon,  Laksamana John F. Kirby, dalam sebuah pernyataan.

Komandan AS di kawasan itu sedang mempersiapkan untuk kemungkinan itu.  Pernyataan itu dikeluarkan  karena anggota parlemen AS menyampaikan keprihatinan atas keselamatan warga AS yang mengikuti  pesta olah raga tersebut, menyusul sejumlah serangan bom yang membunuh 34 orang di kota Volgograd, Rusia akhir bulan lalu.

Pada hari Senin, sebuah kelompok pemberontak Islam yang memiliki hubungan dengan Al-Qaeda Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Perwakilan Michael McCaul, Ketua Komite Keamanan Dalam Negeri  di Kongres, mengatakan dari Moskow bahwa dia berencana untuk memeriksa persiapan keamanan di Sochi. Departemen Luar Negeri  AS juga telah menyarankan wisatawan AS di kawasan itu untuk tetap waspada, karena Olimpiade adalah target utama para teroris, serta mengingatkan para pejabat Rusia untuk mengambil  tindakan yang tepat dalam memberikan jaminan keamanan.

Ancaman Teroris

Volgograd dianggap sebagai pintu gerbang ke republik selatan Rusia, Chechnya dan Dagestan, yang telah menjadi pusat pemberontakan Islam yang  berlangsung selama dua dekade terakhir. Dan Sochi terletak sekitar 320 kilometer dari Chechnya dan  480 kilometer dari Dagestan.

Pemimpin Chechnya yang didukung Kremlin , Ramzan Kadyrov , mengatakan pekan lalu bahwa informasi baru menegaskan bahwa Doku Umarov, seorang panglima perang lokal terkemuka telah bersumpah untuk menyerang Olimpiade. Namun dia telah dinyatakan meninggal.

Kesimpulan dalam pernyataan itu dipertanyakan oleh para ahli, karena didasarkan pada diskusi disadap  di antara dua militan yang menyebutkan kematiannya.

Dagestan menghadapi wabah  kekerasan yang terjadi hampir setiap hari. Pada hari Jumat (17/1) lalu bom dan serangan granat terjadi di sebuah restoran di ibu kota republik itu, dan menyebabkan  lima orang terluka. Sepuluh gerilyawan meninggal dalam serangkaian tembak-menembak dengan aparat penegak hukum dalam beberapa hari setelah serangan itu.

Tamerlan Tsarnaev, yang bersama saudaranya, Dzhokhar, membunuh  tiga orang dan melukai lebih dari 200 lainnya dalam serangan bom di Boston Marathon, AS,  April tahun lalu. Dia dalam beberapa bulan tinggal di Dagestan pada tahun 2012. Menurut pihak berwenang, dia memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok Islam radikal lokal di sana. (ria.ru)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home