AS Tetapkan 12 Syarat Perjanjian Baru dengan Iran
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo, Senin (21/5), menetapkan 12 syarat berat bagi ‘perjanjian baru’ dengan Iran setelah Amerika keluar dari Perjanjian Nuklir Iran, AFP melaporkan.
Tetapi Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson mengingatkan, Senin, “akan sangat sangat sulit’ untuk memenuhi kemauan Amerika itu.
Inggris bersama negara lain yang menandatangani perjanjian itu pada 2015 bertekad menghormatinya, meski Amerika berjanji akan meningkatkan tekanan finansial terhadap Iran lewat “sanksi terkuat dalam sejarah” menghalangi perusahaan-perusahaan berbisnis dengan Iran.
Johnson membela perjanjian semula dengan mengatakan perjanjian itu melindungi dunia dari bom nuklir Iran, dan sebaliknya memberi bangsa Iran semacam manfaat ekonomi yang dapat dirasakan.”
Johnson menambahkan, Inggris sudah mengambil langkah-langkah untuk melindungi perusahaan Inggris yang berbisnis dengan Iran terkena sanksi Amerika.
Siap Membatalkan
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump siap membatalkan KTT dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yang dijadwalkan bulan depan, kata Wakil Presiden AS Mike Pence hari Senin (21/5) setelah Korea Utara mempertanyakan KTT itu pekan lalu.
Mike Pence mengatakan kepada Fox News, Korea Utara jangan mencoba mengharapkan konsesi dari Amerika bagi janji-janji yang tidak akan dipenuhinya.
“Akan merupakan kesalahan besar bagi Kim Jong Un untuk berpendapat ia dapat memainkan Trump,” kata Pence menurut kutipan wawancaranya dengan Fox News.
Ketika ditanya apakah Trump masih tetap bisa meninggalkan KTT tanggal 12 Juni di Singapura, Pence menjawab “tidak diragukan lagi”. (VOA)
Duta Besar: China Bersedia Menjadi Mitra, Sahabat AS
BEIJING, SATUHARAPAN.COM-China bersedia menjadi mitra dan sahabat Amerika Serikat, kata duta besar C...