AS Tidak Dapat Selamanya Tekan Korut
SEOUL, SATUHARAPAN.COM – Amerika Serikat (AS) tidak dapat selamanya menekan Korea Utara (Korut), seorang analis Korea Utara dari International Crisis Group di Seoul, Daniel Pinkston, mengatakan Korut membuat perhitungan politik bahwa AS tidak bisa selamanya mempertahankankan dukungan internasional kepada Tìongkok demi menjatuhkan sanksi terhadap Korut.
“Korea Utara telah menyampaikan taruhannya. Mereka yakin bisa bertahan dan kejemuan akan sanksi akan tiba dan pada akhirnya dunia akan menyerah,” kata Pinkston, seperti tertuang di voaindonesia.com, Kamis (30/7).
Beberapa waktu lalu cnn.com merilis gambar citra satelit yang menunjukkan Korut selesai melakukan pemutakhiran terbaru untuk lokasi stasiun pengujian dan peluncuran roket Sohae di bagian barat Korut.
Analisis yang dipublikasikan di situs 38 Utara mengatakan bahwa banyak pekerja projek tersebut selesai membangun struktur dukungan bergerak yang panjang sekitar 24 meter, lebar 30 meter dan tinggi 33 meter.
Struktur projek tersebut akan digunakan mendirikan elemen roket, sebelum mengangkut mereka ke menara peluncuran untuk perakitan akhir dan pemeriksaan.
Para pengamat mengatakan pemutakhiran memungkinkan situs untuk menampung kendaraan peluncuran satelit lebih besar dari Unha-3 SLV, yang telah digunakan di masa lalu.
Gambar itu menunjukkan apa yang tampaknya menjadi tempat penampungan, yang mengatakan 38 Utara dapat digunakan untuk menyembunyikan aktivitas di jalur kereta api di dekatnya.
Duta besar Korut untuk PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), Jang Il Hun menegaskan sikap negaranya bahwa program nuklirnya penting untuk melindungi keamanan dan kedaulatan nasional dari ancaman serangan nuklir atau invasi Amerika.
“Kami tidak akan menghentikan senjata nuklir kami dan misi kekuatan nuklir kami tidak akan berubah selama kebijakan bermusuhan Amerika tetap sama,” kata Jang Il pada hari Selasa (28/7).
Pada saat yang sama, Korea Utara tampaknya juga berupaya meningkatkan hubungannya dengan Tìongkok yang renggang sejak Kim Jong Un berkuasa mulai tahun 2011. Pemimpin muda itu belum berkunjung ke Tìongkok.
Hubungan antara Tìongkok dan Korut mulai renggang tahun 2013 karena Negeri Tirai Bambu mendukung sanksi PBB terhadap Korut karena negara tetangga Korea Selatan itu meakukan uji nuklirnya yang ketiga.
Minggu ini pemimpin Korea Utara itu memberi penghormatan kepada tentara Tìongkok yang berperang untuk Korea Utara dalam perang Korea. Presiden Tìongkok Xi Jinping juga mengunjungi kota-kota Tìongkok yang berbatasan dengan Korea Utara yang oleh sebagian analis dianggap tindakan untuk memperbaiki hubungan dengan Korea Utara.
Sebelum perjanjian nuklir Iran, Menlu Amerika John Kerry mengatakan Amerika dan Tìongkok membahas kemungkinan langkah-langkah penghukuman baru untuk menekan Korut kembali pada perundingan enam pihak untuk menghentikan program nuklir Korut.
Beberapa waktu lalu David Albright, mantan inspektur senjata PBB mengatakan kepada CNN bahwa Korut bisa memiliki 10 sampai 15 senjata nuklir pada saat ini dan bahwa hal itu bisa saja bertambah di masa depan.
Albright mengatakan dia berpikir Korut bisa sewaktu-waktu melakukan uji coba hulu ledak untuk rudal pendek, tetapi belum untuk rudal balistik antarbenua.
(voaindonesia.com/crisisgroup.org/cnn.com/cnn.com)
Ikuti berita kami di Facebook
Editor : Eben E. Siadari
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...