AS Tuduh Rusia Tidak Peduli pada Kelaparan di Negara Berkembang
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat menuduh Rusia memutuskan untuk membiarkan negara berkembang "kelaparan" setelah menarik diri dari kesepakatan yang ditengahi PBB dengan Ukraina untuk mengekspor gandum.
Badan yang mengawasi kesepakatan bulan Juli, juga dinegosiasikan oleh Turki, mengatakan bahwa ekspor biji-bijian akan dihentikan pada hari Rabu (2/11) setelah Rusia pada akhir pekan mengumumkan penarikan.
"Setiap keputusan Kremlin untuk mengganggu inisiatif ini pada dasarnya adalah pernyataan bahwa Moskow tidak peduli," kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Ned Price, hari Selasa (1/11).
“Moskow tidak peduli jika dunia kelaparan. Moskow tidak peduli jika orang kelaparan. Moskow tidak peduli jika krisis kerawanan pangan dunia diperparah,” katanya kepada wartawan.
Price mengatakan bahwa Amerika Serikat mendukung upaya Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, untuk menghidupkan kembali pakta tersebut dan akan melakukan apa pun yang "dia anggap berguna bagi kita".
Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah menuntut jaminan keamanan dari Ukraina, yang ia invasi pada Februari, setelah ia menuduh Kiev menggunakan koridor gandum untuk menyerang kapal-kapal Rusia di Krimea.
Price sehari sebelumnya menuduh Rusia melakukan "pemerasan" dengan permintaan. Ditanya pada hari Selasa (1/11) apakah Amerika Serikat akan mendukung perubahan dalam pengaturan tersebut, Price mengatakan, "Inisiatif itu berhasil."
Dia menunjuk angka PBB bahwa hampir 10 juta metrik ton telah dikirim, membantu meringankan harga pangan global yang melonjak setelah invasi ke Ukraina, lumbung pangan global.
Price mengatakan bahwa “setiap ons” makanan bermanfaat bagi orang-orang yang lapar di dunia. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...