AS: Turki Tunda Penyerangan ke Kurdi
ANKARA, SATUHARAPAN.COM - Turki menyetujui gencatan senjata di Suriah utara untuk membiarkan pasukan pimpinan Kurdi menarik diri, Wakil Presiden AS Mike Pence telah mengumumkan.
Mike Pence bertemu Presiden Tayyip Erdogan di Turki pada hari Kamis (17/10) dalam sebuah misi untuk membujuknya agar menghentikan serangan terhadap para pejuang Kurdi di Suriah utara.
BBC melaporkan, semua operasi militer akan dihentikan selama 120 jam, dan AS akan membantu memfasilitasi penarikan pasukan pimpinan Kurdi dari apa yang oleh Turki sebut "zona aman" di perbatasan.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya dituduh meninggalkan para pejuang pimpinan Kurdi, mitra utama Washington dalam pertempuran menghancurkan kekhalifahan yang dideklarasikan ISIS di Suriah, dengan menarik pasukan dari perbatasan ketika Ankara melancarkan serangan pada 9 Oktober.
AS menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Turki pada hari Senin (14/10). Departemen Keuangan AS telah mengumumkan sanksi terhadap dua kementerian Turki dan tiga pejabat senior pemerintah itu.
Donald Trump mengatakan bahwa dia akan mengesahkan sanksi terhadap para pejabat Turki, menghentikan negosiasi dengan Turki terkait kesepakatan perdagangan senilai 100 miliar dolar AS, dan meningkatkan tarif baja dari negara itu menjadi 50 persen.
Trump memperingatkan Erdogan dalam sepucuk surat tentang serangan Turki ke Suriah, "Jangan menjadi pria yang keras" dan "Jangan menjadi orang bodoh!"
Surat bertanggal 9 Oktober dirilis oleh Gedung Putih pada hari Rabu (16/10). Surat itu berupaya merayu Erdogan agar membatalkan keputusannya menyerbu Suriah, yang Erdogan katakan kepada Trump melalui percakapan telepon 6 Oktober.
"Mari kita bekerja dengan baik!" kata Trump. "Anda tidak ingin bertanggung jawab atas pembantaian ribuan orang, dan Saya tidak ingin bertanggung jawab atas hancurnya ekonomi Turki - dan akan Saya lakukan."
Trump menulis surat yang dirilis itu untuk mendukung pandangannya bahwa ia tidak memberi Turki lampu hijau untuk menyerbu Suriah. Banyak anggota parlemen yang menghujani Trump dengan kritikan pedas atas keputusannya untuk memindahkan pasukan AS dari zona konflik tersebut.
"Saya telah bekerja keras untuk menyelesaikan beberapa masalah Anda. "Jangan mengecewakan dunia. Anda mampu membuat kesepakatan yang luar biasa," kata Trump dalam surat itu.
Presiden menuliskan bahwa komandan Pasukan Demokratik Suriah pimpinan Kurdi, Jenderal Mazloum Kobani Abdi, bersedia berunding dan membuat sejumlah konsesi.
"Sejarah akan menatap Anda dengan baik jika melakukan ini dengan cara yang benar dan manusiawi. Dan sejarah selamanya akan memandang Anda sebagai iblis jika hal baik tidak terjadi. Jangan menjadi pria yang keras. Jangan menjadi manusia bodoh!" kata Trump.
Ia menambahkan" "Saya akan hubungi Anda nanti." (BBC/Reuters)
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...