Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 13:08 WIB | Rabu, 19 Maret 2014

AS Tutup Kedubes Suriah di Washington

Kedubes Suriah di Washington, AS. (Foto: Ist)

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Amerika Serikat pada hari Selasa (18/3) menutup kedutaan besar Suriah di Washington dan memerintahkan staf diplomatik yang masih tinggal untuk meninggalkan negara itu, jika mereka bukan penduduk AS.

Washington juga memberi tahu Damaskus bahwa mereka tidak lagi bisa mengoperasikan dua konsulatnya di Troy, Michigan, dan di Houston, Texas, setelah kedubes itu pekan lalu mengumumkan pihaknya tidak akan memberikan layanan konsuler lagi.

Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, mengatakan, keputusan tersebut diambil karena “legitimasi rezim Bashar Al-Assad terlalu rumit.” Dalam perang selama tiga tahun untuk menggulingkan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, lebih dari 146.000 orang meninggal, dan rezim itu “menyerang warga sipil secara membabi buta,” kata Kerry kepada mahasiswa di sebuah acara Departemen Luar Negeri.

“Jadi kami rasa ide bahwa kedubes ini berada di sini dengan representasi yang bisa kami anggap sebagai sebuah penghinaan, jadi kami menutupnya. Sederhana saja,” kata Kerry.

Namun utusan khusus AS untuk Suriah, Daniel Rubinstein, menegaskan bahwa “meskipun ada perbedaan di antara pemerintah kami, Amerika Serikat terus mempertahankan hubungan diplomatik dengan negara Suriah sebagai ekspresi hubungan kami dengan rakyat Suriah yang sudah terjalin lama, sebuah kepentingan yang akan bertahan lama setelah Bashar al-Assad mundur.”

Sebuah pesan di situs keduataan pada hari Selasa menyebutkan, “Harap diketahui bahwa Kedutaan Besar Suriah tidak bisa melakukan layanan konsuler apa pun mulai Selasa, 18 Maret 2014. Terima kasih atas pengertiannya.”

Washington juga mengatakan diplomat Suriah yang berada di kedutaan itu, yang bukan warga AS atau penduduk permanen, tidak lagi diizinkan bekerja di AS, dan harus meninggalkan negara itu sebelum 31 Maret. (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home