Aset BUMN Rp 6.240 Triliun, Utang LN Rp 4.234 Triliun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kementerian BUMN menargetkan total aset 118 perusahaan milik negara pada 2016 mencapai Rp 6.240 triliun, meningkat 40,27 persen dibanding tahun 2015 sebesar Rp4.577 triliun.
"Peningkatan aset BUMN terutama didorong revaluasi aset yang dilakukan oleh PT PLN (Persero)," kata Menteri BUMN Rini Soemarno, saat paparan "Kinerja BUMN 2015 dan Target 2016" di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa.
Menurut Rini, dalam rangka memanfaatkan Paket Kebijakan Ekonomi V, pada 2014 terdapat 53 BUMN dan 19 anak perusahaan yang melakukan revaluasi aset dengan total aset Rp1.047 triliun menjadi Rp1.355 triliun.
"Pada 2016, akan ada 29 BUMN lagi yang melakukan revaluasi aset, sehingga kontribusi pajak terhadap negara senilai Rp8,6 triliun," kata Rini.
Ia menjelaskan, ke-29 BUMN yang melakukan revaluasi aset yaitu PLN, Pegadaian, Sucofinfo, Asuransi Jasa Indonesia, Waskita Karya, Askrindo, Perum Jamkrindo, Reasuransi Indonesia Utama, Dahana, Biro Klasifikasi Indonesia, Rajawali Nusantara Indonesia, Pelindo III, Boma Bisma Indra, Balai Pustaka.
Selanjutnya Barata Indonesia, Dok dan Perkapalan Surabaya, Danareksa, Industri Kapal Indonesia, Perum Perhutani, LEN Industri, ASDP Indonesia Ferry, PP Berdikari, Pindad, Indra Karya, Perum Navigasi, Pertani, INTI, Bahana Pembiayaan Usaha Indonesia, Yodya Karya.
Pada 2016, total pendapatan 118 BUMN diperkirakan mencapai Rp 1.969 triliun, naik dari pendapatan 2015 sekitar Rp 1.728 triliun.
Saat yang bersamaan, total laba bersih diperkirakan pada 2016 menembus Rp172 triliun, naik dari prognosa laba tahun 2015 sebesar Rp 150 triliun.
Selama 2016 ditambahkan Rini, seluruh BUMN mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) untuk keperluan investasi sebesar Rp 404,8 triliun, naik 51 persen dari capex 2015 sebesar Rp 268,3 triliun.
Selama 2016, terdapat 62 proyek strategis yang dikerjakan BUMN yang dijadwalkan "groundbreaking" dengan total nilai sekitar Rp347,22 triliun.
Sedangkan proyek strategis yang akan selesai dan diresmikan 2016 sebanyak 73 proyek dengan total Rp 109,65 triliun.
Sementara itu menurut data Bank Indonesia, utang luar negeri Indonesia per November 2015 mencapai US$ 304,6 miliar atau Rp 4.234 triliun. Ini merupakan kenaikan 3,2 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, dan naik 2,5 persen bila dibandingkan pada bulan Oktober.
Menurut BI, peningkatan utang terutama didorong oleh peningkatan pertumbuhan utang LN berjangka panjang. Utang LN berjangka panjang tumbuh 6,1 persen dibanding November 2014, dan tumbuh 5,5 persen bila dibandingkan bulan Oktober 2015.
Sementara itu, menurut BI, utang LN berjangka pendek mengalami penurunan (-12,5, yoy).
Berdasarkan jangka waktu asal, posisi utang LN didominasi oleh utang LN berjangka panjang (86,6 persen dari total utangLN). Utang LN berjangka panjang pada November 2015 mencapai US$ 263,9 miliar, terdiri dari utang LN sektor publik sebesar US$ 134,8 miliar (51,1 persen dari total utang LN jangka panjang) dan utang LN sektor swasta sebesar US$ 129,1 miliar (48,9 persen dari total utang LN jangka panjang).
Sementara itu, utang LN berjangka pendek sebesar US$ 40,7 miliar (13,4 persen dari total utang LN), terdiri dari utang LN sektor swasta sebesar US$ 37,7 miliar (92,7 persen dari total utang LN jangka pendek) dan utang LN sektor publik sebesar US$ 3,0 miliar (7,3 persen dari total utang LN jangka pendek). (Ant/bi.go.id)
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...