Asosiasi Usulkan SDM Perusahan Jasa Kebersihan Tersertifikasi
JAKARTA,ATUHARAPAN.COM - Sejumlah asosiasi, mengusulkan agar pemerintah mewajibkan semua perusahaan jasa kebersihan dan laundry, untuk mengalokasikan 10-20 persen sumber daya manusia (SDM) atau pekerjanya tersertifikasi, guna memastikan kualitas mereka menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Usulan kepada pemerintah khususnya Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia ini, disampaikan Asosiasi Perusahaan Klining Servis Indonesia (APKLINDO ), Asosiasi Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia (ASPPHAMI ), Asosiasi Profesi Laundry Indonesia (APLI ), dan Asosiasi Laundry Indonesia (ASLI ) saat menyampaikan rencana kegiatan Expo Clean & Expo Laundry 2016 di Jakarta, Selasa (22/3).
"Sekitar 70 hingga 80 persen dari keseluruhan biaya jasa kebersihan dialokasikan untuk sumber daya manusia (SDM). Sehingga penting untuk memiliki harga satuan pekerjaan jasa kebersihan, yang terstandar untuk mencegah persaingan yang tidak sehat, dan kecurangan cara pengupahan tenaga kerja," kata Ketua Umum APKLINDO, M.Shiddiq SP.
Kewajiban mengalokasikan 10-20 persen pekerja tersertifikasi, dalam setiap proyek pekerjaan, katanya, juga akan memastikan kualitas pekerjaan, sekaligus memberi peluang kerja yang lebih baik bagi para SDM yang sudah tersertifikasi kompetensinya.
Seruan Ketua Umum APKLINDO tersebut, menanggapi keinginan sebagian pengelola properti rumah sakit, sekolah, gedung perkantoran, dan lainnya yang menginginkan harga jasa kebersihan yang semurah-murahnya.
Karena biaya terbesar untuk jasa kebersihan adalah pada SDM, maka bisa dipastikan bahwa upah pekerja yang idealnya sesuai UMP (Upah Minimum Provinsi), itulah yang pertama yang dikorbankan.
Ketua Umum ASPPHAMI Boyke Arie Pahlevi menambahkan, perusahaan pengendalian hama menggunakan banyak alat dan bahan kimia, yang harus ditangani dengan keterampilan khusus.
"Kewajiban sertifikasi kompetensi, bagi pekerja pengendalian hama, akan membantu memastikan kualitas kerja serta keamanan kesehatan bagi orang-orang penghuni ruangan," katanya.
Sedangkan Ketua Umum APLI Wasono Raharjo mengatakan, para karyawan profesi laundry di hotel dan rumah sakit, umumnya mendapat pelatihan berkala dan difasilitasi untuk mendapatkan sertifikasi, sehingga mereka memiliki daya tawar yang cukup baik, saat berhadapan dengan pemberi kerja.
Bahkan, menurut dia, fenomena yang terjadi belakangan ini adalah banyak manager laundry yang ditarik bekerja di luar negeri, karena keterampilannya di bidang manajemen laundry.
Namun, dia mengakui, jasa cuci pakaian atau laundry, yang sedang merebak diperkotaan saat ini yaitu laundry kiloan masih belum memiliki standarisasi baik dari segi manajemen pekerjaan maupun kualitas hasil laundry-nya.
Hal itu, katanya, membuat konsumen harus pandai-pandai memilih laundry sesuai yang diharapkan supaya tidak dirugikan.
Ketua Umum Asosiasi Laundry Indonesia (ASLI) Apik Primadya, mengusulkan agar setiap pengusaha laundry komersil, seperti laundry kiloan diwajibkan untuk memiliki sertifikasi laundry, sebagai salah satu persyaratan izin usaha.
"Kewajiban sertifikasi bagi pengusaha hingga karyawan laundry, akan memberi standarisasi dan kualitas kerja yang lebih baik. Pada akhirnya konsumen juga akan diuntungkan karena kebersihan pakaian mereka akan lebih terjamin," katanya.
Menjawab kebutuhan
Sementara itu, Expo Clean &Expo Laundry 2016 pada 7-9 April mendatang di Jakarta International Expo Kemayoran itu, dimaksudkan untuk menjawab kebutuhan para pelaku industri kebersihan dan laundry akan pelatihan dan wawasan di bidang kerjanya.
Explo Clean, merupakan pameran dagang, yang menampilkan berbagai produk dan teknologi kebersihan mulai dari kebersihan komersil, kebersihan industri, kebersihan publik, hingga kebersihan rumah dan pribadi, sedangkan Expo laundry menampilkan berbagai produk dan mesin laundry.
"Pameran tersebut, akan menampilkan 300 exhibitor di bidang jasa dan produk kebersihan dan laundry, dan diharapkan mampu menarik hingga 10.000 pengunjung bisnis," kata Direktur PT Media Artha Sentosa, Teddy Halim.
Pada kegiatan yang tahun ini, merupakan penyelenggaraan ketiga kalinya tersebut, diharapkan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia, hadir untuk memberi dukungan bagi para angkatan kerja dengan pendidikan setara SMA atau kurang, guna bekerja di bidang kebersihan dan laundry, serta mendapatkan sertifikasi kompetensi guna meningkatkan keterampilannya.(Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...