Atasi DBD, Peneliti UGM Kembangkan Nyamuk Ber-Wolbachia
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Untuk mengurangi virus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia, peneliti dari Universitas Gadjah Mada mengembangkan metode bakteri Wolbachia dalam nyamuk Aedes aegypti. Bakteri Wolbachia ini dapat menghambat perkembangan replikasi virus Dangeu pada nyamuk tersebut.
Wolbachia merupakan bakteri alami yang terdapat pada sel tubuh serangga dan ditemukan di 60 persen spesies serangga, di antaranya lalat buah, capung, kumbang, dan nyamuk. Akan tetapi, bakteri tersebut tidak terdapat dalam tubuh nyamu Aedes aegypti. Kemampuan Wolbachia ini ialah menghambat dan menekan replikasi Dengue dengan merebut makanannya di sel tubuh nyamuk.
Metode Wolbachia ini tengah diuji coba di dua padukuhan, yakni Kronggahan dan Nogotirto, Sleman. Tiap-tiap rumah disebari 8 – 9 ekor nyamuk. Uji coba yang telah berlangsung selama 9 bulan ini telah mengalami peningkatan. Populasi nyamuk ber-Wolbachia meningkat 60 – 80 persen.
Peneliti Eliminate Dengeu Project (EDP) UGM dr. Riris Andono Ahmad MPH, Ph.D. pada Kamis (25/9) lalu mengatakan bahwa pelepasan nyamuk akan dilanjutkan hingga 100 persen.
“Pelepasan nyamuk setiap pekan ini akan kita lanjutkan hingga nantinya 100 persen nyamuk di sana memiliki Wolbachia,” katanya.
Menurut Riris, kemungkinan pelepasan nyamuk ber-Wolbachia ini akan diperluas di masa mendatang setelah hasil penelitian dan pengamatan dari kedua padukuhan tersebut diketahui.
“Hasilnya, sangat menjanjikan. Meski saat ini masih berlangsung, tapi yang dapatkan nyamuk ber-Wolbachia bisa berkembang biak mengikuti fase alamiahnya,” katanya.
Dalam waktu dekat ini, EDP UGM akan melepaskan nyamuk ber-Wolbachia di empat lokasi penelitian di Kabupaten Bantul dan Sleman.
Apakah Manusia dapat Tertular Wolbachia?
Peneliti EDP dr. Eggi Arguni, Sp.A(K), mengatakan bahwa kemungkinan nyamuk dapat menularkan Wolbachia ke manusia itu sangat kecil. Pasalnya, diameter Wolbachia melebihi probisis, bagian dari mulut nyamuk untuk menghisap darah dan menembus kulit manusia.
“Diameter Wolbachia lebih besar dari probosis nyamuk. Secara teori, (manusia) tidak mungkin tertular apalagi Wolbachia tidak bisa hidup di sel mamalia,” katanya. Selain itu, nyamuk yang dilepas di rumah-rumah penduduk sebelumnya telah telah diskrining agar bebas dari virus Dengeu dan Chikungunya.
Penelitian ini merupakan penelitian bersama yang meilbatkan beberapa negara seperti Australia, Vietnam, Brasil, dan Kolombia. Apabila terbukti efektif, tidak menutup kemungkinan jika pemanfaatan nyamuk ber-Wolbachia ini bisa menjadi alternatif penyebaran virus Dengeu di Indonesia. Apalagi, Kementrian Kesehatan telah menyatakan bahwa penderita DBD dari tahun ke tahun mengalami peningkatan meskipun angka kematian menurun. (ugm.ac.id)
Editor : Bayu Probo
Swedia Tidak Akan Lagi Mendanai Badan Bantuan untuk Palestin...
STOCKHOLM, SATUHARAPAN.COM-Swedia tidak akan lagi mendanai badan pengungsi PBB untuk Palestina (UNRW...