Atasi Macet dan Banjir, DKI Lirik Smart Tunnel
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pemprov DKI Jakarta kembali mencoba alternatif terbaru yang ditawarkan pihak swasta untuk mengatasi macet dan banjir saat musim hujan, yaitu Jakarta Integrated Tunnel (JIT), yang berarti terowongan terpadu Jakarta.
JIT, sebagaimana telah diterapkan di berbagai negara maju di dunia disebut dengan istilah Stromwater Management and Road Tunnel atau SMART Tunnel itu, direncanakan akan segera dibangun akhir tahun 2014 ini. Wakil Gubernur DKI Jakarta mengatakan JIT hanya tinggal menunggu izin dari Pemprov DKI saja, sedangkan biaya untuk melakukan feasibility study (FS), ditanggung oleh pihak swasta.
Tempo hari, Basuki pernah berujar layak atau tidaknya suatu projek apabila ada pihak di luar pemerintah (swasta), baik lokal maupun asing yang mau masuk ke dalamnya. Dalam hal JIT ini, menurut dia sudah cukup layak, karena ada swasta yang mau melaksanakan. Pihak swasta tersebut bernama PT Antaredja Mulia Jaya.
“Smart tunnel itu mereka tinggal tunggu izin kita untuk lakukan FS, dan dia sudah jawab pertanyaan kita bagaimana cara mengalirkan air di dalam tanah, katanya pakai konsep bejana berhubungan, jadi bisa langsung otomatis, meski tanpa pompa, air bisa keluar langsung menuju sungai. Kita bilang oke, sekilas teorinya masuk akal, karena mereka FS pakai duit mereka sendiri,” jelas Basuki di Balai Kota, Jumat (25/4).
Basuki menambahkan bahwa PT Antaredja Mulia Jaya juga akan melibatkan pihak dari negara Perancis untuk melakukan kajian. Hal itulah yang membuat dirinya semakin yakin bahwa projek smart tunnel itu layak.
Kajian Selama Empat Bulan
Komisaris PT Antaredja Mulia Jaya, Wibisono mengatakan bahwa setelah izin turun, pihaknya akan melakukan kajian kelayakan studi selama empat bulan, dan akhir tahun akan mulai pembanguanannya, yang dibutuhkan waktu selama 3 tahun.
Menurut Wibisono, pembangunan JIT ini merupakan solusi untuk masalah transportasi dan pengendalian banjir saat musim hujan.
“Banjir rob bisa diatasi dengan terowongan ini tanpa harus menggunakan pompa air. Lagipula di dalam JIT ini orang tidak akan buang sampah sembarangan, saluran tertutup dan kendaraan aman karena tidak ada orang yang menyeberang,” urai Wibisono.
Direktur Utama PT Antaredja Mulia Jaya, Agus Sidharta menjamin pembangunan JIT ini tidak akan mengganggu lalu lintas di Jakarta dan tidak menyebabkan kemacetan.
“Ini berbeda dengan pembangunan Mass Rapid Transit (MRT). MRT bikin macet, kalau JIT ini orang di jalan tidak akan tahu kalau di bawahnya dibangun JIT,” kata Agus.
Dibangun di Dua Lokasi
Pembangunan JIT akan dibangun di dua lokasi, yaitu Ulujami-Tanah Abang untuk menampung air dari Kali Pesanggarahan, lokasi kedua di Manggarai-Pasar Minggu untuk menampung air Kali Ciliwung.
Kedua lokasi tersebut akan dibangun masing-masing dua ruas lajur JIT dengan panjang 12 kilometer. Kedalaman JIT ini 5-15 meter di bawah permukaan tanah, dengan diameternya 11 meter.
Sementara itu, PT Antaredja Mulia Jaya, seperti dikatakan Agus, akan menggandeng investor Bouygues, yang merupakan perusahaan internasional di Perancis dan telah berpengalaman membangun smart tunnel di seluruh dunia, antara lain Eropa, Afrika, Amerika dan China.
Selain Bouygues, PT Antaredja Mulia Jaya juga bekerja sama dengan PT Jakarta Tollroad Development (JTD) untuk membangun jalan di JIT. Pengelolaan dan perawatan jalan di JIT ini akan diserahkan sepenuhnya kepada pihak JTD.
“Mereka nanti yang mengebor terowongannya. Alatnya kan mereka yang punya. Jadi tidak perlu mengeluarkan APBD maupun APBN untuk bayar perawatan, kan sudah ada JTD ini yang mengelola dari uang tolnya,” tandas Agus.
Anggaran yang dibutuhkan di satu lokasi projek sebesar Rp 12 triliun, sehingga totalnya Rp 24 triliun. Agus juga mengaku yakin, apabila seluruh ruas jalan tol di Jakarta dibangun JIT di bawahnya, maka Jakarta akan bebas dari permasalahan banjir yang mengancam ibu kota setiap tahun.
Editor : Bayu Probo
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...