Atasi Perubahan Iklim, UEA dan RI Luncurkan Aliansi Mangrove
KAIRO, SATUHARAPAN.COM-Menteri Perubahan Iklim dan Lingkungan Uni Emirat Arab (UEA), Mariam binti Mohammed Almheiri, mengumumkan peluncuran Mangrove Alliance for Climate (MAC) yang dipimpin oleh UEA dan Indonesia.
Inisiatif ini berupaya untuk meningkatkan dan mempercepat konservasi dan restorasi ekosistem mangrove untuk kepentingan masyarakat di seluruh dunia. Pengumuman tersebut berlangsung pada Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP27) ke-27 di Sharm el-Sheikh, Mesir.
Lima negara lain, India, Sri Lanka, Australia, Jepang, dan Spanyol, telah bergabung dengan aliansi tersebut.
MAC berupaya meningkatkan kesadaran tentang peran bakau sebagai solusi perubahan iklim berbasis alam, dan, melalui para anggotanya, akan bekerja untuk memperluas dan merehabilitasi hutan bakau secara global.
Hutan bakau (mangrove) adalah salah satu ekosistem yang paling produktif dan penting secara ekologis di bumi. Mereka menawarkan manfaat tambahan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang signifikan, karena mereka menyimpan karbon hingga 400 persen lebih cepat daripada hutan hujan tropis berbasis lahan, melindungi pantai dari kenaikan permukaan laut, erosi, dan gelombang badai, dan menyediakan tempat berkembang biak bagi keanekaragaman hayati laut.
Sekitar 80 persen populasi ikan dunia bergantung pada ekosistem mangrove yang sehat.
“Meningkatkan ketergantungan pada solusi berbasis alam merupakan elemen integral dari aksi iklim UEA di tingkat domestik maupun internasional, oleh karena itu, kami berusaha untuk memperluas tutupan bakau kami. Di COP26, kami mempresentasikan target ambisius kami untuk menanam 100 juta bakau pada tahun 2030,” kata Almheiri.
“Kami senang meluncurkan MAC bersama-sama dengan Indonesia, dan percaya ini akan sangat membantu dalam mendorong aksi iklim kolektif dan merehabilitasi ekosistem karbon biru,” tambahnya.
Menteri mencatat bahwa UEA bermaksud untuk menanam tiga juta bakau dalam dua bulan ke depan. Pada upacara peluncuran MAC, situs web yang menampilkan tujuan aliansi, mekanisme kerja, dan formulir janji untuk anggota, ditayangkan.
MAC akan mengikuti pendekatan sukarela. Anggota dapat menentukan komitmen mereka sendiri terhadap penanaman dan pemulihan hutan bakau (mangrove), mempromosikan kerja sama multilateral, dan berbagi pengetahuan, sementara aliansi akan mendukung proyek mereka di bidang penelitian bakau, pengelolaan, dan perlindungan wilayah pesisir, dan mendidik masyarakat tentang mitigasi perubahan iklim dan adaptasi.
Secara kolektif, para anggota akan menunjukkan dedikasi mereka untuk memaksimalkan potensi solusi berbasis alam melalui penanaman mangrove dan kampanye konservasi, meningkatkan kemampuan mitigasi perubahan iklim mangrove melalui penelitian dan inovasi, berkontribusi pada konservasi mangrove di seluruh dunia melalui studi ilmiah dan sosial-ekonomi, melibatkan masyarakat dan sektor swasta dalam penanaman bakau untuk memperluas ekosistem karbon biru, dan meningkatkan upaya bersama untuk memajukan agenda iklim global.
MAC akan menampilkan beberapa platform interaktif, termasuk pertemuan tahunan untuk melacak kemajuan dalam mengimplementasikan tujuannya, mendorong kerja sama antar anggota, dan menyetujui laporan tahunan. (Al Arabiya/WAM)
Editor : Sabar Subekti
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...