Atlet di Kontingen Negara Pengungsi akan Ditambah
LAUSANNE, SATUHARAPAN.COM – IOC atau Komite Olimpiade Internasional akan menambah jumlah atlet yang akan memperkuat kontingen khusus yakni kontingen negara pengungsi di Olimpiade 2016.
Menurut Good Magazine, hari Selasa (14/6) pengungsi dari berbagai bangsa yang menjadi pemberitaan berbagai media besar dunia sudah lama diwacanakan untuk ditandingkan di Olimpiade Rio De Janeiro, Agustus 2016.
Walau dalam catatan sejarah ini bukan pertama kalinya isu geopolitik menyebabkan terbentuknya kontingen baru dalam pesta olahraga musim panas dunia. Jumlah atlet dari negara-negara pengungsi yang akan berpartisipasi sebanyak sepuluh atlet, mereka berasal dari Suriah, Etiopia, Sudan Selatan, dan Republik Demokratik Kongo.
Atlet dari negara pengungsi tersebut, akan berpartisipasi di berbagai cabang olahraga antara lain atletik, berenang, dan judo.
Presiden IOC Thomas Bach berharap kontingen akan tetap bersemangat berlomba walau saat ini di Eropa tengah terjadi krisis pengungsi internasional, yang menyebabkan diskusi panas di dunia, antara lain dengan Uni Eropa yang mulai melakukan pembatasan jumlah pengungsi dari Afrika Utara, salah satunya karena Jerman melaporkan adanya lonjakan tingkat kejahatan.
Bach menjelaskan dengan dibentuknya kontingen pengungsi tersebut merupakan salah satu cara dunia internasional untuk memahami pengungsi dari sudut pandang yang berbeda.
“Pengungsi ini tidak memiliki rumah, tidak ada tim, tidak ada bendera, tidak ada lagu kebangsaan. Kami akan menawarkan mereka sebuah rumah di Desa Olimpiade bersama-sama dengan semua atlet dunia,” kata Presiden IOC Thomas Bach dalam pertemuan dewan eksekutif di Lausanne, Swiss, seperti diberitakan Al Jazeera, hari Senin (13/6).
Daftar atlet yang berasal dari negara pengungsi antara lain, perenang putra Suriah, Rami Anis (25 tahun), judoka putri asal Republik Demokratik Kongo, Yolande Mabika (28 tahun), pelari putra Sudan jarak 1.500 meter Paulo Amotun Lokoro (24 tahun) , perenang putri gaya bebas 200 meter asal Suriah, Yusra Mardini (18 tahun).
Kemudian ada pelari putra jarak 800 meter asal Sudan Selatan, Yiech Pur Biel ( 21 tahun), pelari putra 800 meter asal Sudan Selatan, Rose Nathike Lokonyen (23 tahun), pejudo putra Republik Demokratik Kongo, Popole Misenga (24 tahun), pelari marathon asal Etiopia, Yonas Kinde (36 tahun), pelari putri jarak 1.500 meter asal Sudan Selatan, Anjelina Nadai Lohalith (21 tahun), pelari putra 800 meter asal Sudan Selatan, James Nyang Chiengjiek (28 tahun). (good.is/aljazeera.com).
Editor : Eben E. Siadari
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...