Atletik Dunia: Tak Terhindar Pertanyaan Integritas pada Juara Lari 100M
TOKYO, SATUHARAPAN.COM-Presiden Atletik Dunia, Sebastian Coe, mengatakan bahwa "tak terhindarkan" akan ada pertanyaan tentang integritas terobosan hasil di lintasan dan lapangan Olimpiade Tokyo.
Coe ditanya pada konferensi pers apakah itu membuat frustrasi, karena beberapa orang meragukan kemenangan mengejutkan oleh juara lari sprint 100 meter putra, Marcell Jacobs, itu sebagai kemenangan yang bersih.
Media Italia dan Inggris, menurut AP, melaporkan bahwa Jacobs tahun ini memutuskan hubungan dengan ahli gizi yang terkait dengan penyelidikan polisi tentang distribusi steroid.
Coe mengatakan dia tidak akan berbicara tentang kasus tertentu, meskipun dia mengakui bahwa setelah "pertunjukan yang luar biasa, tidak dapat dihindari orang akan selalu bertanya (hal itu)."
Peraih medali emas 1.500 meter dua kali itu mengatakan: “Apakah saya terkejut tentang apa yang terjadi dalam atletik? Tidak juga." Dia menyarankan orang-orang yang meragukan kemajuan kariernya yang cepat dari "atlet yang relatif sederhana" pada tahun 1978 menjadi juara Olimpiade dua tahun kemudian.
Emas untuk Marcell Jacobs
Marcell Jacobs dari Italia menunjukkan performa terbaiknya untuk memenangkan final lari 100 meter putra Tokyo 2020. Pelari Italia itu adalah juara kejutan yang berlomba dari jalur tiga dengan memasuki garis dalam waktu 9,80 detik dalam rekor nasional baru di Stadion Olimpiade Tokyo.
Dia mengalahkan pemain berkualitas termasuk pemain Amerika Serikat, Fred Kerley, dan pemain andalan Kanada, Andre de Grasse ,yang meraih medali perak dan perunggu. Kerley mengikuti di tempat kedua dalam waktu 9,84 dengan De Grasse memenangkan perunggu 100m kedua berturut-turut dengan waktu 9,89.
Ini adalah pertama kalinya sejak Olimpiade Athena 2004, di mana juara baru dinobatkan setelah pensiunnya legenda Jamaika, Usain Bolt.
Jacobs datang ke balapan sebagai paket kejutan tanpa pengalaman balapan di final di kejuaraan besar. Jacobs melesat ke final setelah mendapatkan tempatnya di garis start di final 100m Olimpiade perdananya sebagai salah satu dari dua 'pecundang tercepat' di semifinal. Prestasi sebelumnya adalah sebagai sprinter finis ketiga di semi-final di mana ia mencatat waktu rekor Eropa 9,84.
Membuktikan waktu bukanlah suatu kebetulan, Jacobs memangkas 0,4 waktu dari semifinal untuk mengklaim medali Olimpiade pertama Italia di 100m putra dan medali pertama negaranya dalam acara sprint atletik sejak Moskow 1980, ketika Pietro Mennea memenangkan 200m putra.
Namun kemenangan yang mengejutkan ini juga menimbulkan pernyataan tentang integristasnya sebagtai pelari. Pertanyaan itu biasanya mengarah kepada doping. Tapi yang jelas medali emas sekarng sudah dilakukngkan ke leher Jacobs.
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...