Loading...
EKONOMI
Penulis: Eben E. Siadari 16:42 WIB | Kamis, 13 Agustus 2015

Australia Anggap Thomas Lembong Tepat jadi Menteri Perdagangan

CANBERRA, SATUHARAPAN.COM - Kalangan bisnis di Australia menyambut positif langkah Presiden Joko Widodo menempatkan Thomas Trikasih Lembong sebagai menteri perdagangan menggantikan Rachmat Gobel. Kendati demikian, mereka menampik pergantian itu ada hubungannya dengan kisruh pasokan daging akibat dipotongnya kuota impor sapi dari Australia.

Greg Fealy, gurubesar pada Australian National University, mengatakan reshuffle kabinet yang dilakukan Jokowi dimaksudkan untuk memperbaiki buruknya fungsi kabinet, dan menteri perdagangan yang baru, kata dia, memiliki kredensi yang baik.

Kepada abc.net.au, Fealy mengatakan melengserkan Rachmat Gobel dari menteri perdagangan penting, karena ia dianggap figur yang lemah dalam perencanaan. Selain itu, beberapa pernyataan dan kebijakannya dianggap aneh.

"Dia adalah salah satu dari para menteri perdagangan yang secara luas dikritik," kata Fealy.

"Memang dia memiliki cukup latar belakang bisnis, dididik di Jepang. Dia dipandang sebagai pebisnis yang cerdas, tetapi ternyata mengecewakan," ujarnya.

Salah satu contoh, menurut dia, adalah pernyataannya ketika melarang impor pakaian bekas karena dapat menularkan penyakit HIV AIDs.

Kendati demikian, Fealy tidak secara tegas mengatakan pemotongan kuota impor sapi dari Australia berasal dari Rachmat Gobel.

"Ada suasana umum, dimulai dengan Presiden sendiri, bahwa Indonesia harus lebih mandiri dalam makanan. Itu salah satu kesimpulan yang banyak diambil orang, bahwa ada kekacauan di portofolio Perdagangan, tetapi seberapa jauh hal itu mempengaruhi kabinet, tetap tanda tanya," tutur dia.

Ia menambahkan, "ada kesan yang umum, hal itu dimulai dari presiden sendiri, bahwa Indonesia harus lebih berswa-sembada dalam pangan. Dan siapa saja yang mengeluarkan kebijakan impor pangan yang murah akan membuat presiden murka," tutur dia.

Tentang menteri perdagangan yang baru, Thomas Lembong menilai positif. Menurut Fealy, Thomas Lembong sebelum ini sudah menjadi penasihat ekonomi Presiden Jokowi.

"Kesannya dia sangat bagus, kinerjanya mengesankan dan dia telah banyak bekerja untuk pemerintahan," kata dia.

Satu-satunya pertanyaan, menurut dia, adalah apakah Thomas Lembong dapat memotong jalur birokrasi yang berbelit di tengah berbagai kepentingan politik dan ekonomi yang mengitari pemerintah.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home