Australia Batalkan Grand Prix F1 2021
MELBOURNE, SATUHARAPAN.COM - Grand Prix Formula Satu dan MotoGP Australia dibatalkan untuk tahun kedua berturut-turut pada Selasa (6/7), karena kontrol perbatasan yang diterapkan di negara itu untuk mencegah virus corona.
F1 musim 2020 dibatalkan pada menit terakhir saat pandemi berlangsung dan putaran Melbourne tahun ini dialihkan dari biasanya sebagai pembuka musim ke slot 21 November di kalender.
Perbatasan Australia masih ditutup secara efektif, dan persyaratan bagi siapa pun yang masuk harus karantina selama 14 hari tampaknya akan tetap berlaku hingga akhir tahun, paling cepat.
"Kami sangat kecewa bahwa untuk tahun kedua berturut-turut, penggemar MotoGP dan F1 tidak akan dapat melihat balapan dan pebalap terbaik dunia bersaing di sirkuit Phillip Island dan Albert Park yang indah," Ketua Australian Grand Prix Corporation Paul Little dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, Selasa (6/7).
"Kami menghargai tantangan yang dihadapi Australia dengan pembatasan perjalanan internasional saat ini dan pentingnya vaksinasi, kami akan bekerja tanpa lelah untuk menyelenggarakan acara ikonik ini pada tahun 2022."
CEO F1 Stefano Domenicali menyatakan kekecewaannya, tetapi dia yakin bahwa kalender 23 balapan dapat dipertahankan untuk musim ini.
"Kami memiliki sejumlah opsi untuk maju menggantikan tempat yang ditinggalkan oleh Grand Prix Australia," ujarnya.
"Kami akan mengerjakan rincian opsi-opsi itu dalam beberapa minggu ke depan."
Sementara itu penyelenggara MotoGP telah memajukan Grand Prix Malaysia satu pekan lebih awal untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh balapan Australia pada 24 Oktober, serta menambahkan balapan di Portugal untuk kedua kalinya musim ini, bertajuk Grand Prix Algarve pada 7 November.
Para penyelenggara balapan telah bernegosiasi dengan pihak berwenang Australia untuk penyesuaian kebijakan karantina, yang membuat balapan secara logistik tidak mungkin dilakukan mengingat tim F1 dan MotoGP bersaing di negara lain pada 7 November.
Menteri Olahraga Victoria Martin Pakula mengatakan mungkin saja situasinya akan berubah dan membaik pada bulan Oktober, tetapi pemerintah tidak dapat membuat komitmen untuk itu saat ini.
Pakula yakin bahwa pemberian vaksin di Australia, yang dinilai paling lambat di antara negara-negara maju, akan dipercepat sejauh pembatasan tidak akan berdampak pada turnamen tenis Australian Open pada Januari.
Grand Slam tersebut diadakan awal tahun ini, setelah para pemain setuju untuk dikarantina selama dua minggu di hotel, tetapi ada indikasi bahwa mereka tidak akan siap untuk melakukannya lagi.
"Saya sangat yakin Australian Open akan berlanjut," ujar Pakula kepada wartawan.
"Ini mungkin kedengarannya tidak banyak, tetapi kami memperkirakan perbedaan antara November dan Januari akan cukup besar."
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...