Australia Desak Beijing Redakan Ketegangan di Laut China Selatan
SYDNEY, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Baru Australia Malcolm Turnbull mengimbau Tiongkok agar memperlambat pembangunan pulau di Laut China Selatan jika pihaknya ingin mengurangi keberadaan armada Amerika Serikat (AS) di kawasan itu.
Beijing selama setahun belakangan mengubah terumbu karang di hampir seluruh bagian laut menjadi pulau buatan, lengkap dengan fasilitas militer yang memicu kekhawatiran dan peringatan dari Washington.
“Jelas sekali terjadi ketegangan di pulau-pulau di Laut China Selatan, saya rasa terumbu karangnya mendangkal,” kata Turnbull kepada Australian Broadcasting Corporation pada hari Senin malam (21/9).
“Demi kepentingannya sendiri, Tiongkok disarankan untuk tidak melewati batas di sana,” kata Turnbull dalam sebuah wawancara setelah dia mengambil alih kekuasaan dalam kudeta internal Partai Liberal.
“Kami ingin memastikan agar peningkatan aktivitas Tiongkok dilakukan dengan cara yang tidak mengganggu keamanan dan keselarasan di wilayah yang diandalkan Tiongkok untuk mencapai kemakmuran tersebut.
“Memaksakan aktivitas di Laut China Selatan memiliki konsekuensi yang sama sekali berkebalikan dengan apa yang ingin dicapai Tiongkok.”
Turnbull menegaskan Australia memiliki hubungan yang sangat baik dengan Tiongkok, tapi menyebut kebijakan luar negeri Laut China Selatan Beijing “kontraproduktif”.
“Anda mungkin berpendapat kalau Tiongkok berniat menciptakan perasaan percaya dan yakin di kalangan negara-negara tetangganya bahwa mereka tidak memerlukan armada AS dan kehadiran AS di Pasifik barat.”
“Namun, pembangunan di pulau tersebut dan seluruh aktivitas di Laut China Selatan mengakibatkan negara-negara kecil di sekeliling wilayah itu semakin gencar meminta bantuan AS.”
Turnbull mencontohkan Vietnam, yang terlepas dari “sejarahnya yang sangat berbeda dengan AS, saat ini meminta bantun negara tersebut.”
Taiwan, Vietnam, Filipina, Malaysia dan Brunei sama-sama mengklaim hak di perairan tersebut yang meliputi jalur pelayaran strategis dan kemungkinan menyimpan cadangan minyak dan gas. (AFP/Ant)
Editor : Bayu Probo
91 WNI Dievakuasi dari Suriah Tiba di Indonesia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Sebanyak 91 warga negara Indonesia (WNI)pada hari Sabtu (21/12) kembali die...