Australia: Diwajibkan Bungkus Rokok Polos, Produsen Melawan
SYDNEY, SATUHARAPAN.COM Perusahaan rokok melawan kebijakan pemerintah Australia tentang kemasan yang membuat penjualan mereka menurun. Kebijakan itu adalah perusahaan rokok diharuskan menjual dengan kemasan berwarna hijau zaitun disertai dengan grafik tulisan peringatan kesehatan.
Berdasarkan penelitian, hal itu bisa membuat perokok berpikir untuk berhenti. Dan karenanya para pembuat rokok mengatakan hal ini berdampak pada penjualan yang menurun. Demikian dilansir oleh reuters.com.
Australia memperkenalkan kebijakan terkeras di dunia terhadap pemolosan bungkus rokok pada akhir tahun lalu. Negara tetangga, Selandia Baru, dan juga Irlandia berencana mengikuti jejak Australia.
Pemerintah Inggris mengatakan bulan ini ada penundaan rencana melarang pemberian merek pada bungkus rokok, karena ingin melihat dampak pelaksanaan kebijakan tersebut di Australia.
Penelitian pada 500 orang Australia yang merokok menunjukkan kebanyakan dari mereka kurang puas, dan kualitas yang dirasa lebih rendah daripada tahun lalu. Dan kesimpulannya mereka berpikir untuk berhenti.
Berita Kesehatan di Inggris, The British Medical Journal, akan mempublikasikan hasil penelitian tersebut dengan menugaskan Lembaga Kanker Victoria pada hari Selasa.
Perokok sudah mengatakan pada kami bahwa bungkus polos dan grafik tulisan peringatan kesehatan membuat mereka ragu. Meskipun perusahaan rokok tidak melakukan perubahan terhadap isi dari produk mereka, perokok mengatakan bahwa rokok tersebut rasanya semakin buruk sejak pemerintah menetapkan bungkus rokok harus dipoloskan, kata Menteri Kesehatan Australia, Tanya Plibersek.
Akan tetapi perusahaan rokok Inggris dan Amerika mengatakan, meskipun masih terlalu awal, penelitian menunjukkan penurunan yang stabil jumlah perokok terlihat dari 10 tahun terakhir ini.
Tidak ada dampak yang diketahui pada penjualan tembakau pada enam bulan pertama karena bungkus polos. Perokok masih membeli rokok sama seperti sebelum diterapkannya aturan tersebut, pembicara British American Tobacco (BAT), Scott McIntyre menyatakan hal tersebut.
Baik pemerintah maupun BAT tidak menyediakan data jumlah perokok yang pasti. Ada sekitar tiga juta orang Australia perokok, berdasarkan perkiraan dari Badan Statistik Australia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengatakan bungkus polos akan meningkatkan dampak tulisan peringatan kesehatan, menghentikan konsumen yang berpikir produk tersebut tidak terlalu berbahaya. Selain itu, membuat produk tembakau tidak menarik secara visual.
Pengacara hukum untuk kontrol tembakau mengatakan, perusahaan rokok secara giat berupaya menghalangi kontrol, terutama melalui upaya hukum bersama empat negara dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), dengan harapan mengembalikan peraturan di Australia seperti semula.
WTO meminta Ukraina, Kuba, Honduras, dan Republik Dominika untuk mengambil kesimpulan dalam setahun. Namun hal tersebut belum juga mulai dilakukan, sejak pengaduan tersebut berujung pada proses pengadilan dalam hal sengketa perdagangan.
Editor : Sabar Subekti
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...