Badan Penelitian: 50 Tanaman Herbal Berpotensi untuk Anti Virus
SATUHARAPAN.COM-Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian menyebutkan sedikitnya 50 tanaman herbal yang ada di Indonesia, berpotensi dikembangkan sebagai anti virus.
Kepala Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) Balitbangtan Kementan, Evi Savitri Iriani, hari Sabtu (27/6) mengatakan Indonesia memiliki keragaman biodiversitas yang sangat tinggi, dengan menempati posisi ketiga di dunia dan ada sekitar 30 ribu tanaman yang sudah diidentifikasi.
Dari hasil studi literatur dan empiris, sekitar 10 ribu tanaman berpotensi sebagai sumber pengobatan, serta beberapa tanaman memiliki kemampuan anti virus dan meningkatkan imunitas.
Dari berbagai sumber, publikasi dan empiris, ada sekitar 50 tanaman yang memiliki potensi dilihat dari bahan aktif yang dikandungnya serta potensi untuk pengembangannya, kata Evi melalui keterangan tertulis.
Mengandung Alkaloid dan Minyak Esensial
Tanaman tersebut dibagi dalam dua jenis, yaitu tanaman yang mengandung flavanoid/alkaloid dan essential oil. "Untuk tanaman yang mengandung flavanoid biasanya digunakan metode ekstraksi, sementara untuk yang mengandung aroma terapi kita menggunakan metode distilasi," ujarnya.
Tahapan pemanfaatan herbal sebagai anti virus, lanjutnya, membutuhkan waktu yang sangat panjang mulai dari studi literatur dan empiris, isolasi bahan aktif, studi bioinformatika, uji in vitro, uji in vivo, uji praklinis, hingga uji klinis tahap 1 hingga tahap 4.
Secara umum, suatu tanaman herbal dianggap memiliki kemampuan sebagai anti virus dilakukan melalui banyak mekanisme di antaranya menghambat sintesis RNA dan bereaksi dengan membran virus, merusak sebagian envelope virus, menghambat replikasi dan anti-hemaglutinasi, serta menghambat penetrasi virus pada sel melalui modulasi struktur permukaan virus.
"Selain itu, memiliki kemampuan untuk memproduksi antibodi yang nantinya bertugas untuk membunuh virus yang masuk ke dalam sel," ujarnya.
Beberapa Tanaman Yang Berpotensi
Evi menerangkan Balittro telah memiliki beberapa kandidat tanaman rempah dan obat yang berpotensi untuk pandemi COVID-19, di antaranya pala, lada, cengkeh, kayu manis, kapulaga, kunyit, temulawak, sambiloto, dan meniran. Juga atsiri yang berasal dari tanaman serai wangi, eucalyptus, kayu putih, rosemary, dan peppermint.
Atsiri lebih banyak berasal dari jenis cajuput yaitu Melaleuca cajuput (M leucadendra). Cajuput (disebut juga kayu putih) dikenal sebagai pengobatan turun temurun untuk mengurangi masuk angin, perut kembung, flu, gigitan serangga serta memberi rasa hangat pada tubuh.
Sebagaimana eucalyptus, cajuput juga memiliki kemampuan anti virus dan anti mikroba karena memiliki kandungan cineol 1,8 bervariasi antara 40-70 persen.
Balitbangtan melalui Balittro, Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet), serta Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen) telah mengembangkan prototipe produk anti virus berbasis eucalyptus yang diluncurkan pada awal Mei 2020 dan telah dilakukan kerja sama dengan PT Eagle Indo Pharma untuk komersialisasi produk tersebut. (Ant)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...