Bahas Persatuan, Faksi-Faksi Palestina Bertemu di Kairo, Mesir
KAIRO, SATUHARAPAN.COM-Presiden Otoritas Palestina (PA), Mahmoud Abbas, tiba di El Alamein di Mesir, hari Sabtu (29/7), kata kantor berita Wafa, menjelang pembicaraan persatuan antara faksi-faksi Palestina yang diboikot oleh kelompok militan.
Kantor berita Palestina itu mengatakan bahwa selain memimpin pertemuan hari Minggu (30/7) bagi para kepala faksi Palestina, Abbas "dijadwalkan untuk bertemu dengan Presiden Mesir, Abdel Fattah El-Sisi."
Pekan lalu, pemimpin kelompok militan Ziyad al-Nakhalah membuat partisipasi kelompoknya dalam pembicaraan itu dengan syarat pembebasan anggotanya dan faksi lain yang ditahan oleh pasukan keamanan Palestina di Tepi Barat.
Dalam sebuah pernyataan kepada AFP, hari Sabtu, pejabat kelompok itu, Mohammad al-Hindi, sekali lagi mengecam "penahanan politik yang berkelanjutan dan penuntutan perlawanan."
Front Populer untuk Pembebasan Palestina juga memboikot pembicaraan tersebut. Pertemuan hari Minggu akan mencakup para kepala faksi politik lainnya, termasuk pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.
Baik Abbas dan Haniyeh bertemu di Ankara pada hari Rabu lalu menjelang pertemuan penting hari Minggu. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang memiliki hubungan baik dengan keduanya, menjadi tuan rumah pembicaraan dan mengatakan pemerintahnya akan melakukan yang terbaik untuk mendorong rekonsiliasi intra Palestina.
Seorang pejabat Palestina, berbicara kepada AFP dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada media, mengatakan pembicaraan itu bertujuan untuk "mengakhiri perpecahan (antar faksi) dalam persiapan untuk pemerintah Palestina bersatu dan pemilihan presiden dan umum."
Juru bicara Haniyeh, Taher al-Nunu, mengatakan kepada AFP bahwa Hamas berusaha untuk “menyatukan posisi Palestina” di bawah rencana strategis untuk “menghadapi pendudukan Israel mengingat agresi pemerintah ekstremisnya.”
Sejak Hamas menguasai Jalur Gaza pada tahun 2007, gerakan ekstremis telah berselisih dengan Fatah yang sekuler pimpinan Abbas yang mengelola wilayah Tepi Barat yang dikelola Palestina, yang telah diduduki Israel dalam Perang Enam Hari 1967.
Upaya untuk mengakhiri keretakan Fatah-Hamas selama lebih dari 15 tahun membuat tokoh-tokoh terkemuka dari kedua gerakan menandatangani kesepakatan rekonsiliasi di Aljazair tahun lalu, menjanjikan pemilu Palestina yang telah lama tertunda pada tahun 2023.
Pertemuan Mesir itu terjadi di tengah kebangkitan kekerasan yang terkait dengan konflik Israel-Palestina, yang tahun ini telah menewaskan sedikitnya 203 warga Palestina, 27 warga Israel, satu Ukraina dan satu Italia, menurut penghitungan AFP yang dikumpulkan dari sumber-sumber resmi dari kedua belah pihak. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...