Bahasa Media Siber Mengalami Dinamika
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Bahasa media siber mengalami dinamika. Media siber belum sepenuhnya menggunakan bahasa baku tetapi selalu mengupayakan perbaikan-perbaikan. Tema ”Dilema Berbahasa di Media Siber” ini menjadi tema awal rangkaian seri lokakarya Lembaga Pers Dr. Soetomo yang berlangsung pada hari Senin (15/7) di Hotel Akwani Jakarta.
Penggunaan bahasa yang efektif dipilih karena rata-rata pembaca media di Indonesia memiliki waktu terbatas menggunakan internet.
“Media online ini sudah menjadi industri baru, dari sisi bisnis meningkat jadi bagaimana caranya kita bekerja secara efektif. Kami berpikir bagaimana bahasa yang kami pakai mudah dipahami, diserap masyarakat.” Kata Arifin Asydhad, praktisi media siber di Detik.com.
Penggunaan bahasa yang efektif dikhawatirkan mengubah pemakaian bahasa baku.Penggunaan istilah asing turut juga disoroti.
“Bahasa adalah faktor yang harus diperbaiki. Kami dalam pelbagai langkah coba perbaiki. Redaktur bahasa tidak bisa ngikutin. Sudah 20 berita baru ngecek satu. Akhirnya diupload dului baru ngecek. Detik sekarang sudah memproduksi bisa 1000 berita sehari. Kemampuan redaktur bahasa untuk ngecek paling sepuluh. Bisa tidak efektif kalau saya harus punya 100 redaktur bahasa.” Lanjut Arifin Asydhad.
Hadir sebagai para narasumber dalam lokakarya ini pakar bahasa Prof. Dr. Benny Hoedoro, pengamat media siber Uni Lubis, praktisi media siber di Detik.com Arifin Asydhad, dengan moderator wartawan senior Maskun Iskandar.
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...