Bahasa-Sastra Minangkabau Jadi Mata Pelajaran Sekolah
PARIAMAN, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Kota (Pemkot) Pariaman, Sumatera Barat memasukkan bahasa dan sastra Minangkabau sebagai salah satu mata pelajaran muatan lokal di SD dan SMP di daerah itu guna melestarikan kebudayaan Minang.
"Bahasa dan sastra Minangkabau harus diajarkan kepada generasi muda agar mereka dapat menjaga keberlanjutan kebudayaan Minang," kata Wali Kota Pariaman Genius Umar saat peluncuran Kurikulum Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Minangkabau di Pariaman, Kamis (16/7).
Ia menjelaskan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Minangkabau di sekolah sempat hilang seiring diberlakukan Kurikulum 2013 namun dengan adanya aturan baru maka mata pelajaran itu dapat dimasukkan ke dalam muatan lokal.
Ia menyampaikan dengan masuknya bahasa dan sastra Minangkabau ke dalam muatan lokal maka generasi muda di daerah itu tidak terasa asing dengan kebudayaannya akibat perkembangan teknologi.
"Jika kita memberikan fondasi dasar kebudayaan Minangkabau maka hal itu tidak terjadi," ujarnya.
Ia menyampaikan meskipun saat ini muatan lokal tersebut diperuntukkan siswa SD dan SMP namun ke depan pihaknya akan mengembangkan untuk TK dan PAUD, serta SMA.
"Untuk TK dan PAUD kami sederhanakan sedangkan untuk siswa SMA akan kami surat kepada provinsi," ujarnya.
Ia menerangkan tenaga pengajar dalam muatan lokal tersebut yaitu guru lulusan Universitas Andalas (Unand) dan Universitas Negeri Padang (UNP) serta akan dilakukan kursus untuk guru yang bukan dari lulusan Bahasa dan Sastra Minangkabau.
Dalam pengembangan kurikulum pihaknya bekerja sama dengan kedua perguruan tinggi tersebut, yaitu Unand, untuk konten pembelajaran, sedangkan UNP untuk kurikulum, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Pariaman Kanderi mengatakan buku yang digunakan untuk muatan lokal tersebut yaitu buku Bahasa Alam Minangkabau karena kontennya tidak terlepas dari Bahasa dan Sastra Minangkabau.
"Bukunya telah ada, namun kami juga akan mencetak buku baru sesuai dengan kebutuhan," ujarnya.
Ia menyebutkan jam belajar muatan lokal Bahasa dan Sastra Minangkabau yaitu dua jam seminggu, baik SD maupun SMP. (Antara)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...