Baidu Perluas Pasar di Indonesia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan pengembang teknologi informasi asal Tiongkok, Baidu, memperluas pasarnya di Indonesia dengan mengembangkan program bagi start up dan aplikasi lokal.
Hal itu dilakukan perusahaan yang telah masuk ke Indonesia sejak 2013 tersebut melalui program `grow local, go global` yang diluncurkan di Jakarta, hari Rabu (23/9), bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Komunikasi dan informatika.
Melalui program tersebut, Baidu akan mendorong start up dan pengembang aplikasi lokal agar dapat menembus pasar Tiongkok termasuk untuk sektor wisata.
Baidu mengharapkan dalam tahun pertama program tersebut dapat menyaring 15 start up dan membuka akses bagi 75 aplikasi lokal untuk memasuki pasar Tiongkok.
Menurut Direktur Baidu Indonesia Bao Jialei di Jakarta, hari Rabu, pihaknya memahami sejumlah kendala bagi para start up dan pengembang aplikasi di Indonesia dalam menembus akses pasar di luar negeri. Di antaranya hambatan dalam akses pendanaan, pengadaan infrastruktur, keterbatasan teknologi serta ketiadaan riset pasar.
"Melalui sumber daya yang dimiliki Baidu, kami ingin mengurangi hambatan-hambatan tersebut," katanya.
Pihaknya menyediakan dana satu juta dolar AS dalam bentuk investasi pemasaran dan teknologi yang disediakan melalui berbagai platform yang dimiliki Baidu. Baidu juga membangun infrastruktur kerja bagi start up di tiga kota, Jakarta, Bandung dan Yogyakarta.
Baidu dalam program itu juga menyasar pengembangan start up dan aplikasi untuk menangkap peluang pasar wisatawan Tiongkok yang akan berkunjung ke Indonesia.
Baidu menargetkan dapat berkontribusi sebesar 600 ribu wisatawan Tiongkok, atau 18 persen dari target pemerintah Indonesia pada 2016 melalui berbagai aplikasi yang dimilikinya.
Target tersebut meningkat menjadi 5,3 juta wisatawan atau 50 persen wisatawan yang ditargetkan pemerintah Indonesia pada 2019 yakni 10 juta wisatawan Tiongkok.
Baidu saat ini menjadi penguasa pasar untuk mesin pencari di Tiongkok/China (80 persen). Toko aplikasinya (Baidu Appstore) menguasai pasar China dengan pangsa 42 persen dan Baidu Travel menjadi aplikasi yang digunakan oleh 43 persen wisatawan Tiongkok ke berbagai tujuan di luar negeri.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengapresiasi langkah Baidu tersebut, dan berharap banyak pemain lokal yang juga mengembangkan diri untuk meraih peluang terutama sektor wisata.
"Bayangkan 10 juta orang, itukan luar biasa," katanya. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...