Bakamla Identifikasi Kapal Penelitian China di Selat Sunda
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Sebuah kapal penelitian China telah diidentifikasi di perairan Indonesia dengan sistem pelacakannya dimatikan, kata pihak berwenang pada hari Kamis (14/1), di tengah kekhawatiran di kawasan itu tentang perilaku Beijing di maritim.
Kolonel Wisnu Pramandita, juru bicara Badan Keamanan Laut Indonesia (Bakamla), dalam sebuah pernyataan mengatakan pihak berwenang mencurigai kapal tersebut melakukan kegiatan tidak sah di Selat Sunda setelah sistem identifikasi otomatis (AIS) dimatikan tiga kali.
Kapal yang disebutkan sebagai Xiang Yang Hong 03 keluar dari zona ekonomi eksklusif Indonesia pada hari Rabu (12/1) malam.
Pejabat keamanan Indonesia telah mengamati dengan cermat aktivitas kapal-kapal China di seluruh nusantara, di tengah ketegangan yang lebih luas di kawasan tersebut dan kekhawatiran tentang militerisasi Beijing serta perilaku penjaga pantai dan armada penangkap ikannya.
Insiden ini menyusul penemuan wahana bawah air otonom (AUV) baru-baru ini oleh seorang nelayan lokal di lepas pantai pulau Sulawesi di Indonesia bulan lalu, yang memicu kekhawatiran tentang potensi pelanggaran keamanan.
Para pengamat mengatakan AUV mungkin dibuat di China. Angkatan laut masih menyelidiki asal-usulnya.
Belum jelas apakah ada hubungan antara kapal penelitian itu dan AUV, juru bicara Bakalma mengatakan kepada Reuters.
Xiang Yang Hong 03 selama komunikasi radio mengatakan kepada pihak berwenang Indonesia bahwa AIS-nya tidak berfungsi, kata Bakamla.
Kapal itu terlihat selama operasi pencarian korban dan pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu, Laut Jawa, pada hari Sabtu (9/1) yang membawa 62 orang di dalamnya.
Kedutaan Besar China di Jakarta tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar mengenai kapal tersebut, sementara juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan dia tidak mengetahui izin yang diberikan untuk kegiatan penelitian maritim.
Kepulauan Indonesia terletak di jalur laut strategis penting yang digunakan untuk perdagangan, dengan perairannya juga menjadi tempat penangkapan ikan yang kaya dan cadangan energi yang penting. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kekerasan Sektarian di Suriah Tidak Sehebat Yang Dikhawatirk...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penggulingan Bashar al Assad telah memunculkan harapan sementara bahwa war...