Bakteri Tifus di Asia dan Afrika Kebal Antibiotik
LONDON, SATUHARAPAN.COM - Bakteri tifus, yang kebal terhadap antibiotik, menyebar di Afrika dan Asia, serta mengancam kesehatan global, demikian peringatan para ahli.
Para peneliti dari Wellcome Trust, yang mengamati perkembangan infeksi menyatakan bakteri ini, telah menggantikan bakteri tifus reguler di banyak negara.
Mereka menganalisis contoh dari 63 negara, dan banyak dari contoh itu yang kebal terhadap pengobatan antibiotik standar.
Menurut mereka, ini terjadi karena pengobatan tifus selama ini terlalu mengandalkan pada antibiotik.
Sekarang ini, dokter harus menggunakan antibiotik yang lebih mahal, dan lebih sulit didapat untuk mengobati tifus, penyakit yang membunuh sekitar 200.000 orang setiap tahun.
Daya Tahan
Penyalahgunaan obat-obatan antibiotik telah membuat bakteri tifus menjadi kebal terhadap berbagai jenis obat.
Penelitian Wellcome Trust, merupakan gambaran paling lengkap mengenai kekebalan bakteri tifus yang terjadi secara global.
Di banyak negara Asia dan Afrika, di mana tifus masih menular galur/ lini (garis keturunan), bakteri tifus baru yang kebal berbagai obat, telah menggantikan jenis yang biasanya ditemukan.
Dari 63 negara yang diteliti, 21 di antaranya ditemukan galur bakteri ini.
Dr Kathryn Holt dari University of Melbourne, yang ikut menulis laporan ini, memastikan galur bakteri baru itu memang menguat. Para peneliti berpendapat, hal ini membutuhkan perhatian dunia internasional.
Juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, "Membatasi penyalahgunaan antibiotik adalah bagian dari solusi."
"Selain itu, sistem pengawasan untuk mengenali bakteri yang kebal antibiotik, perlu dikembangkan untuk mengidentifikasi daerah yang terjangkiti dan meningkatkan pencegahan serta pengendalian." (bbc.co.uk)
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...