Baktinendra: PIKI Harus Lebih Baik Bagi Bangsa dan Gereja
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua umum terpilih Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI) periode 2015-2020 Baktinendra Prawiro menyatakan harapan PIKI ke depan mewujudkan lebih baik bagi bangsa negara dan bagi Gereja Tuhan di Indonesia.
“Semoga Tuhan memberkati upaya kita, semoga Tuhan memelihara kita dan kalau bahasa Al Fatihahnya di jalan yang lurus,” kata Bakti di Kongres dan Konsultasi Nasional V PIKI di Merlynn Park Hotel, Jakarta Pusat, Sabtu (28/3) malam
Menurutnya PIKI adalah organisasi yang outputnya ada di dalam karya-karya tulisan dan aktivitas seminar-seminar dengan ide konkret.
“Secara sederhananya itulah PIKI yang kita harapkan bahwa kita membangun PIKI dengan ramah dan kerja sama dengan banyak pihak,” kata dia.
Karena itu, kata Bakti PIKI ke depan harus banyak menyumbang pemikiran dan kepakaran. Ini menjadi yang pertama, termasuk dengan aktivitas yang sifatnya bernuansa pembekalan ataupun pendidikan melalui lembaga seminar lembaga riset dan publikasi di jurnal-jurnal yang ada.
“Itu membutuhkan kajian pemikiran dan hal itu PIKI tidak tertutup untuk bekerja sama dengan pihak-pihak yang lain yang senapas seperti GMKI, GAMKI, KWI, gereja-gereja, PGI dan lain-lain,” kata Direktur Utama PT Lumbung Sumber Rejeki ini.
Untuk kerja sama dengan lembaga-lembaga riset, kata Bakti perlu waktu yang panjang. Namun, di lingkungan PIKI sendiri sudah ada seperti Yakoma PGI, Institute Leimena, dan IPKI.
“Kita ingin dorong PIKI menjalin hubungan dengan lembaga-lembaga semacam itu, terus melakukan dengan aktivitas-aktivitas bersifat training,” kata politikus Partai Gerindra ini.
Dengan demikian PIKI diharapkan menjadi salah satu kontributor pada tingkat pemikiran maupun pada tingkat aplikasi tetapi ketika dia (PIKI) turun ke bawah, turun kelapangan diharapkan PIKI bisa bekerja sama dengan gereja-gereja, pemuda Gereja ,GAMKI, GMKI dan lain-lain.
“Dalam pengertian PIKI sendiri lebih menekankan pada aspek kajian tapi yang sifatnya aplikasi dan kerja sama dengan lembaga lain-lain,” kata dia.
“Kita juga ingin mengembangkan kajian-kajian berhubungan dengan luar negeri apakah ada program-program yang di dalamnya kita bisa menyerap pengalaman di luar negeri atau pun bantuan dari luar negeri. Ini bisa dimanfaatkan PIKI sendiri,” kata dia.
Lebih lanjut Bakti mengatakan untuk menjalin kerja sama dengan luar negeri PIKI sudah mulai menyeleksi orang-orang yang kira-kira harus di bidang tersebut.
“Program PIKI saya kira sudah sesuai dengan namanya Inteligensia adalah kaum Intelektual terdidik, peduli pada keadaan. Kebenaran dengan hakiki,” ujar dia.
Verifikasi PIKI
Baktinendra Prawiro menawarkan dibentuk satu tim verifikasi terhadap laporan pertanggungjawaban. Agar, laporan angka-angka itu bisa di verifikasi oleh Ketua Umum.
“Supaya ke depan tim verifikasi dapat mengawasi anggaran pelaksanaan program PIKI,” kata dia.
“Juga tidak kalah pentingnya saya menawarkan pembentukan majelis etik organisasi. Sudah ada nama-nama ini, majelis etik ini nanti akan menyusun patokan dan ukuran etik untuk memperkuat AD/ART,” katanya.
Bakti menjelaskan bahwa majelis etik ini akan mengawasi anggota dan pengurus dalam berorganisasi apakah sesuai dengan AD/ART, apakah terjadi penyimpangan-penyimpangan, apakah terjadi hal-hal yang disikapi secara khusus pada forum yang ditentukan apakah terlambat kongres, apakah kongres berjalan dengan seharusnya sesuai dengan AD/ART.
“Hal-hal itu nanti akan disusun oleh majelis etik dan organisasi sekaligus majelis etik dan organisasi menjadi pengawas mendampingi dengan penasihat dan dewan pakar, sudah ada beberapa nama untuk bergabung dengan dewan pakar dan dewan penasihat,” katanya.
PIKI ada Label Kristennya
Sementara itu, Sekretaris Umum (Sekum) PIKI Audi Wuisang periode 2015-2020 untuk menggantikan Sterra Silvana Pietersz sebelumnya menambahkan dirinya menjadi sekum PIKI adalah panggilan pelayanan karena PIKI ada label Kristennya.
“Sebenarnya di organisasi ini cukup lama. Karena saya dulu di GMKI dan di GAMKI, buat saya sih menjadi sekum PIKI panggilan pelayanan. Karena PIKI ada label Kristennya berarti menjadi sekretaris umum atau menjadi apa pun dalam struktur pimpinan mestinya adalah panggilan pelayanan bukan terutama strukturnya,” kata dia.
Menurutnya Misi PIKI sudah jelas, Organisasi ini yang perlu dikedepankan bagaimana PIKI benar-benar lembaga memfasilitasi Intektual Kristen untuk benar-benar dapat mengaktualisasikan intelektualnya untuk kepentingan bangsa dan Gereja itu yang paling penting.
“Selama ini Intektual kita bertarung berjuang sendiri-sendiri padahal kalau ada lembaga seperti ini kita bisa menyatukan kajian, beberapa pemikiran, beberapa ide untuk menjadi satu kekuatan yang berdaya guna bagi Gereja dan bangsa itu yang paling penting,” katanya.
Editor : Bayu Probo
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...