Bali Membuka Penerbangan Langsung Internasional untuk Wisatawan
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM-Penerbangan internasional langsung ke Bali telah dimulai kembali untuk pertama kalinya dalam dua tahun setelah Indonesia membuka pulau resor untuk pelancong asing dari semua negara, tetapi karantina wajib tetap berlaku untuk semua pengunjung.
Para pejabat telah mengatakan pada bulan Oktober bahwa Bali akan menyambut kedatangan wisatawan asing dari 19 negara yang memenuhi kriteria Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seperti mengendalikan kasus COVID-19 mereka.
Tetapi tidak ada penerbangan internasional langsung ke Bali hingga hari Kamis, ketika Garuda Indonesia mengoperasikan penerbangan pertamanya dalam dua tahun dari Tokyo, Jepang.
Singapore Airlines akan memperkenalkan rute langsung reguler ke dan dari Denpasar di Bali mulai 16 Februari, kata Taufan Yudhistira, manajer hubungan masyarakat di bandara internasional Bali.
Pelancong yang divaksinasi lengkap perlu dikarantina selama lima hari di hotel atau di atas kapal yang disertifikasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan pelancong yang telah menerima satu dosis vaksin COVID-19 harus dikarantina selama tujuh hari.
Indonesia melaporkan 27.197 kasus infeksi virus corona baru dan 38 kematian pada Kamis (3/2) dalam periode 24 jam terakhir. Indonesia mencatat lebih dari 4,4 juta total kasus sejak pandemi dimulai.
Lonjakan kasus terbaru didorong oleh varian Omicron yang sangat menular, sebagian besar terkonsentrasi di Jakarta, tetapi dalam beberapa hari terakhir infeksi telah “meningkat secara signifikan” di Jawa dan Bali, kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Karantina bagi wisatawan asing dimaksudkan untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut, kata Luhut.
Sebelum pandemi, bandara Bali menampung lebih dari 200 penerbangan internasional dengan setidaknya satu juta penumpang per hari pada tahun 2019. Pulau ini ditutup untuk penerbangan internasional setelah COVID-19 melanda negara terpadat keempat di dunia pada tahun 2020.
Pariwisata adalah sumber pendapatan utama di Bali, yang merupakan berpenduduk empat juta orang yang mayoritas beragama Hindu. Kawasan wisata Bali sepi pada dua dekade lalu setelah pengunjung ditakuti oleh serangan teror mematikan yang menargetkan orang asing.
Pembukaan kembali Bali untuk pelancong dari semua negara akan membantu meningkatkan ekonomi pulau itu, yang telah sangat terpengaruh oleh pandemi, kata Luhut. Pembukaan kembali juga akan menjadi “uji coba”, kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, saat pemerintah bersiap untuk menjadi tuan rumah acara G-20 di Bali akhir tahun ini.
Pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G-20 pada pertengahan Februari seharusnya diadakan di Bali tetapi dipindahkan ke Jakarta karena lonjakan kasus COVID-19. Beberapa peserta akan bergabung dalam acara secara virtual. (dengan AP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...