Balikpapan Sediakan Layanan Khusus Penyakit Infeksius-Stroke
BALIKPAPAN, SATUHARAPAN.COM - Kota Balikpapan di Provinsi Kalimantan Timur telah memiliki fasilitas kesehatan yang dikhususkan untuk pelayanan penyakit infeksius atau airbone disease dan stroke yang terletak di Gedung Imdaad Hamid, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan.
"Semoga Gedung Imdaad Hamid RS Kanujoso bisa bermanfaat bagi seluruh masyarakat,” kata Gubernur Kaltim Isran Noor di Balikpapan Minggu (27/8).
Gedung baru di kawasan Rumah Sakit milik Pemerintah Provinsi Kaltim tersebut memiliki bangunan empat lantai dengan kapasitas 125 tempat tidur dan 15 ruangan ICU itu.
Pembangunan Gedung Imdaad Hamid dilakukan selama dua tahun dengan tiga tahap. Anggaran yang digunakan sebesar Rp 113 miliar dari Pemprov Kaltim melalui Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (DPUPR Pera).
Isran menyebut penamaan gedung sebagai bentuk penghargaan atas jasa Imdaad Hamid sebagai tokoh pembangunan Kaltim, khususnya di wilayah Balikpapan.
“Almarhum Imdaad Hamid itu orang hebat. Punya wawasan dan berpean besar. Utamanya dalam membangun Balikpapan menjadi kota yang terkemuka dan terbersih di dunia,” ungkapnya.
Imdaad Hamid adalah wali kota Balikpapan ke-8. Putra kelahiran Tenggarong ini bertugas selama dua periode 2001 – 2011.
Direktur Utama RSKD Balikpapan dr Eddy Iskandar menyebut, kehadiran gedung ini merupakan pelajaran berharga dari kasus pandemi COVID-19.
Ia mengatakan saat pandemi seluruh rumah sakit sempat kewalahan akibat tidak adanya persiapan ketika lonjakan kasus terjadi.
Karena kondisi terbatas, maka penanganan pasien COVID-19 hanya dilakukan di ruangan biasa. Bahkan sampai ke lorong-lorong. Begitu juga daya tampung ICU seluruh rumah sakit di Balikpapan tidak mencukupi.
“Dengan adanya gedung ini, kita lebih siap. Semua jenis penyakit infeksius termasuk Covid-19 bisa kita tangani di gedung ini,” ujar Eddy Iskandar.
Fasilitas di Gedung Imdaad Hamid sangat lengkap dan modern. Juga dilengkapi dengan tenaga medis yang terlatih. Di dalamnya ada ruang isolasi khusus untuk penyakit infeksius.
“Ada ICU-nya juga. Satu ruangan satu tempat tidur. Pokoknya semua sudah siap, sehingga penanganan pasien bisa lebih maksimal lagi,” ucap Eddy Iskandar.
AS Memveto Resolusi PBB Yang Menuntut Gencatan Senjata di Ga...
PBB, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat pada hari Rabu (20/11) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB (Per...