Baltimore AS Rusuh, Gubernur Nyatakan Status Darurat
BALTIMORE, SATUHARAPAN.COM – Gubernur Maryland, Larry Hogan menyatakan status darurat di wilayahnya, Senin (27/4) sejak protes di jalanan Baltimore, Amerika Serikat (AS), semakin parah.
Kekacauan muncul usai aksi demonstrasi hari Sabtu (25/4) setelah pemakaman Freddie Gray, pria kulit hitam berusia 25 tahun yang meninggal karena cedera tulang belakang pada 19 April, sepekan setelah dia ditangkap dan ditahan di Baltimore, bagian utara Washington.
Reuters melaporkan ratusan orang menjarah toko dan membakar bangunan lainnya di Kota Baltimore. Kejadian ini menyebabkan 15 petugas polisi terluka.
Kerusuhan tersebut dimulai dari tempat pemakaman Freddie Gray lalu menyebar ke arah barat menuju kota tersebut.
Aksi protes ini dinilai paling keras atas perlakukan polisi Amerika terhadap orang kulit hitam sejak pembakaran dan penembakan di Ferguson, Missouri, tahun lalu.
Menurut media USA Today, Wali kota Baltimore, Stephanie Rawlings-Blake mengumumkan jam malam kepada seluruh warga kota itu sejak pukul 10 malam hingga pukul 5 pagi mulai Selasa (28/4), kecuali bagi warga yang bekerja dan petugas medis.
"Kami mengerahkan segala kekuatan untuk menguasai situasi dan menjamin perdamaian,'' kata Wali kota.
Saat mengumumkan jam malam, Wali Kota juga mengatakan bahwa Garda Nasional (National Guard) Maryland juga akan dikerahkan untuk mengatasi kerusuhan.
“Terlalu banyak orang yang menghabiskan generasi demi generasi dalam membangun kota ini hanya untuk dihancurkan oleh para preman,” kata Stephanie Rawlings-Blake kepada para wartawan.
Wali kota itu mengatakan Gubernur negara bagian Larry Hogan menyetujui pengerahan Garda Nasional “secepat mungkin” dan pemberlakukan jam malam yang akan dimulai mulai Selasa pukul 10:00 malam (waktu setempat).
“Akan ada pemberlakukan jam malam di seluruh kota, pukul 10.00 malam hingga 05.00 pagi (waktu setempat),” ujarnya. “Pemberlakuan jam malam sementara ini akan berlangsung selama sepekan dan dapat diperpanjang jika dibutuhkan.”
Pejabat yang berdiri di sampingnya, kepala patroli kepolisian Baltimore Kolonel Darryl De Sousa yang berkomitmen untuk mendapatkan kembali kontrol jalan-jalan setelah meletusnya bentrokan yang melukai 15 petugas kepolisian.
Pihak kepolisian mengatakan mereka sudah menahan sekitar 27 orang.
“Saat ini kami mengalami jenis kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya di seluruh kota tersebut, terutama di wilayah Baltimore barat,” kata De Sousa.
“Kami tidak akan menoleransi hal itu. Departemen kepolisian tidak akan diam melihat kerusuhan tersebut. Kami mengerahkan kekuatan penuh pada saat ini,” tambahnya.
“Kami membatalkan cuti bagi semua personel kepolisian, sehingga mereka langsung dikerahkan di jalan-jalan saat kami menyampaikan pengumuman ini.” (AFP)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...