Bang Uwo Dijadikan Buku Karena Melegenda
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Beky Mardani dari Betawi Foundation mengemukakan alasan Bang Uwo diangkat menjadi buku oleh yayasan yang dipimpinnya karena H.Amarullah Asbah atau Bang Uwo melegenda sebagai tokoh Betawi serba bisa.
Hal ini dia kemukakan di hadapan para hadirin yang hadir pada peluncuran buku Bang Uwo, Pemuda Kampung di Pentas Nasional, pada Jumat (5/9) di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
“Kenapa Bang Uwo yang kami angkat ? saya rasa kita semua maklum, kita semua bergembira dan dan terharu karena beliau kita tahu persis kiprahnya di kebetawian atau ke-NU an telah tercatat dalam sejarah,” kata Beky.
Beky mengemukakan bahwa Amarullah Asbah tokoh serba bisa Betawi, selain karena kiprah di perpolitikan tetapi almarhum memiliki sense of culture dan sense of humour yang tinggi sehingga muncul beberapa lawakan khas beliau.
“Saat dialog, dia sering menggunakan idiom yang khas Betawi yang terbilang sudah langka. Sebagai anak kampung yang harus menyesuaikan diri dengan pergaulan dengan tokoh daerah lain,” kata Beky.
“Ingin saya ceritakan bahwa Bang Uwo ini milik semua sebab semua aktivis jakarta mengakui sehingga di sini teman teman LSM teman ngobrolnya Bang Uwo. Jadi, ini menunjukkan Bang Uwo bisa diterima semua kalangan,” lanjut Beky.
Dalam peluncuran buku ini turut dihadiri para anak dan cucu Bang Uwo, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi DKI Jakarta Arie Budiman, Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Saefullah, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi DKI Jakarta Fatahillah, Ketua Umum (Ketum) Bamus etawi Zainudin MH, Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Pusat Rustam Effendi, salah satu mantan Ketua Gerakan Pemuda Ansor yang kini masih menjabat Komisioner Komisi Pemilihan Umum, Juri Ardiantoro.
Menurut jakarta.go.id, H.Amarullah Asbah pernah lama menjadi anggota DPRD DKI Jakarta. Dengan rentang waktu selama belasan tahun menjadi wakil rakyat, Amarullah tahu betul isi "perut" kota metropolitan ini. Politisi andal yang pernah menjadi Ketua Ansor DKI Jakarta ini adalah peneladan salah satu pahlawan nasional Muhammad Husni Thamrin dalam berpolitik.
Lulus SMP pada 1962, Amarullah sempat bekerja di Departemen Kehakiman, Setamat SMA pada 1965 Bang Uwo bekerja di Bank Bapindo hingga 1982. Namun kecintaannya pada organisasi dan gerakan politik, membuat lulusan Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta ini memutuskan mengikuti jejak MH.Thamrin yakni keluar dari pekerjaannya sebagai pegawai dan memilih jalur politik untuk pengabdiannya kepada bangsa.
Pada masa mudanya, ayah empat anak dan kakek dari tujuh cucu ini dekat dengan tokoh-tokoh militer seperti Tri Sutrisno, Tjokropranolo, R Suprapto dan beberapa perwira tinggi lainnya. Bang Uwo adalah salah satu pendiri Badan Musyawarah (BAMUS) Betawi pada 1982.
Beky menambahkan bahwa Amarullah Asbah menambah inspirasi bagi semua orang karena menjadi pemimpin jangan hanya di daerah atau lingkup kecil saja, kalau bisa jadilah pemimpin dunia.
Pendapat ini sama dengan yang diucapkan sesepuh tokoh Betawi lainnya, yang juga kerabat almarhum, Muzaini Ramli. “Ente kalo mau jadi jagoan jangan di Cikini, sekalian yang mateng tetapi juga rebut posisi Ansor atau NU,” kata Muzaini.“Bamus Betawi kalau kagak ade Bang Uwo ibaratnya sayur kurang garam,” tutup Muzaini.
Editor : Bayu Probo
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...