Bangladesh Jadi Negara Pertama Yang Menjual Obat Remdesivir
Dijual dalam versi generik dengan harga sekitar Rp 100.000 per botol.
DHAKA, SATUHARAPAN.COM-Beximco Pharmaceuticals Ltd. dari Bangladesh mengatakan telah menjadi perusahaan pertama di dunia yang mulai menjual versi generik remdesivir, obat anti virus produk Gilead Sciences Inc. Itu terjadi ditengah semakin mendesak untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh virus corona yang mematikan di negara berkembang itu.
Beximco yang berbasis di Dhaka, di mana Norges Bank dari Norwegia sebagai salah satu investornya, akan menjual remdesivir dengan harga sekitar 6.000 taka (setara US$ 71 atau sekitar Rp 100.000) satu botol ke klinik swasta. Namun akan memberikan secara gratis ke rumah sakit yang dikelola negara yang merawat pasien COVID-19, kata Rabbur Reza, chief operating officer di perusahaan itu. Seorang pasien COVID-19 yang sakit kritis membutuhkan setidaknya enam botol, katanya.
Bangladesh dapat memproduksi versi generik dari obat-obatan yang dipatenkan di bawah ketentuan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Remdesivir diberi otoritas oleh regulator obat AS untuk penggunaan darurat pada pasien COVID-19, menjadi obat pertama yang didukung oleh data klinis awal yang tersedia untuk melawan virus patogen baru.
Permintaan untuk Ekspor
"Kami juga menerima permintaan dari negara lain," kata Reza. “Obat ini tidak akan disuplai melalui saluran distribusi tradisional. Jika beberapa pemerintah membutuhkan obat kami, kami akan mengekspornya."
Bangladesh mencatat lebih dari 26.000 kasus yang terinfeksi virus corona pada hari Rabu (20/5), sementara penyakit itu telah menewaskan 386 orang, menurut data dari Universitas Johns Hopkins
Kelompok Paten Obat-obatan yang didukung PBB, yang membantu Gilead menemukan mitra, menghubungi Beximco menanyakan apakah mereka tertarik dengan lisensi sukarela untuk remdesivir, kata Reza. Beximco menunggu untuk mendengar kembali, katanya.
Sementara pihak perwakilan Gilead tidak menanggapi email yang mencari komentar. Gilead sejak itu melisensikan lima perusahaan termasuk Cipla Ltd. dan Mylan NV di India dan Ferozsons Laboratories Ltd. di Pakistan untuk membuat versi generik dari obat tersebut dan menjualnya di 127 negara.
Norges Bank Norwegia, dana berdaulat terbesar di dunia, mengendalikan tiga persen Beximco, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Beximco akan menjual obat tersebut dengan nama merek bemsivir, menurut pernyataan dari perusahaan. (Bloomberg)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...