Bangladesh Larang Etnis Rohingya Memasuki Wilayahnya
DHAKA, SATUHARAPAN.COM - Penjaga pantai Bangladesh mencegat 125 muslim Rohingya memasuki wilayahnya, seiring dengan upaya kelompok itu untuk melarikan diri dari kerusuhan di negara tetangga Myanmar.
Pihak berwenang yang berpatroli di Sungai Naf, yang memisahkan perbatasan tenggara Bangladesh dari Myanmar barat, mengusir sekelompok etnis Rohingya yang mencoba memasuki negara itu pada Jumat (18/11) malam, kata seorang pejabat penjaga pantai setempat, Nafiur Rahman, kepada AFP.
“Ada 125 warga negara Myanmar dalam tujuh perahu kayu. Mereka termasuk 61 perempuan dan 36 anak-anak. Kami mencegah mereka memasuki perairan kami,” ucap Rahman kepada AFP.
Dia menjelaskan bahwa semua penumpang adalah etnis Rohingya yang berusaha memasuki Bangladesh di tengah bentrokan di negara bagian Rakhine di negara tetangga Myanmar.
Seorang petugas penjaga pantai lainnya mengatakan dia melihat dua jasad mengambang di Sungai Naf selama patroli.
Hingga 30.000 orang mengungsi akibat kekerasan di negara bagian Rakhine di Myanmar, setengah dari mereka tercatat selama pekan lalu ketika puluhan orang tewas dalam bentrokan dengan militer, kata PBB pada Jumat.
Tentara membanjiri wilayah di sepanjang perbatasan Bangladesh, sebuah daerah tempat minoritas muslim Rohingya tinggal, sejak serangan terkoordinasi yang menargetkan polisi pada bulan lalu.
Bangkitnya kekerasan di Rakhine memperdalam krisis yang mengancam pemerintahan baru yang dipimpin aktivis demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi.
Rakhine dilanda ketegangan agama sejak gelombang kekerasan antara penduduk mayoritas Budha dan muslim Rohingya merenggut lebih dari 100 korban jiwa pada 2012.
Media pemerintah Myanmar pada Sabtu (19/11) membantah keterangan Bangladesh bahwa penjaga perbatasan telah mengusir Muslim Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh.
Seorang Komandan Penjaga Perbatasan Bangladesh (BGB), mengatakan bahwa pada hari Jumat (18/11) stafnya memberikan makanan dan obat-obatan untuk 82 orang, termasuk perempuan dan anak-anak yang berusaha meninggalkan Myanmar tapi kemudian mereka kembali lagi meninggalkan perbatasan.
"Dari laporan penyelidikan kantor berita Reuters bahwa hampir 200 orang yang melarikan diri dari Myanmar telah ditangkap dan dipukul mundur kemarin oleh penjaga perbatasan Bangladesh adalah palsu," kata surat kabar negara berbahasa Inggris Global New Light of Myanmar, mengutip keterangan pejabat Penjaga Perbatasan Bangladesh.
Tentara Ukraina Fokus Tahan Laju Rusia dan Bersiap Hadapi Ba...
KHARKIV-UKRAINA, SATUHARAPAN.COM-Keempat pesawat nirawak itu dirancang untuk membawa bom, tetapi seb...