Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 16:13 WIB | Sabtu, 11 Juni 2016

Bangun PLTU Lontar, PLN Utang Tanpa Jaminan Pemerintah

Presiden Jokowi saat melakukan Groundbreaking PLTU Lontar Extention, di Desa Lontar, Kecamatan Kemiri, Tangerang, Banten, hari Jumat (10/6). (Foto: setkab.go.id/Humas/Deni)

BANTEN, SATUHARAPAN.COM - Perseroan Terbatas PLN (Persero) memperoleh pinjaman Japan Bank for International Cooperation (JIBC) tanpa jaminan pemerintah untuk membiayai pembangunan PLTU Lontar Unit 4 berdaya 1x315 MW di Tangerang, Banten.

Manajer Senior Humas PLN Agung Murdifi di Jakarta, hari Jumat (10/6), mengatakan pola utang secara langsung tanpa jaminan pemerintah tersebut merupakan pertama kali dilakukan PLN dengan Jepang.

"Artinya, PLN dipercaya pihak kreditur (JBIC)," katanya.

Presiden Joko Widodo meletakkan batu pertama (groundbreaking) pembangunan PLTU Lontar Unit 4 berkapasitas 1x315 MW yang merupakan bagian program 35.000 MW di Desa Lontar, Kecamatan Kemiri, Tanggerang, Banten, pada hari Jumat (10/6).

Menurut Agung, PLTU Lontar Unit 4 akan memasok tiga subsistem untuk memperkuat kelistrikan Jakarta-Banten yakni Balaraja, Kembangan, dan Muara Karang-Gandul.

"Proyek berada di atas lahan 11 hektare dengan perkiraan selesai tahun 2019," katanya.

Kontrak pembangunan PLTU berlaku efektif 1 April 2016 dengan nilai 225 juta dolar AS, 18 miliar yen, dan Rp 1,58 triliun.

Pembangunan dilaksanakan pemenang tender yakni Sumitomo Corporation, Black and Veatch International Company, dan PT Satyamitra Surya Perkasa, sebagai kontraktor lokal.

Proyek PLTU Unit 4 merupakan lanjutan dari PLTU Unit 1,2 dan 3 dengan kapasitas 3x315 MW yang saat ini sudah masuk sistem kelistrikan Jawa-Bali.

Agung juga menambahkan, pihaknya telah menyelesaikan pembebasan lahannya dan siap melakukan pembangunan.

PLTU Lontar Unit 4, lanjutnya, mampu menambah 206.000 pelanggan baru dan menyerap tenaga kerja lebih dari 3.000 orang selama kontruksi berlangsung.

Selain PLTU Lontar Unit 4, menurut dia, Presiden Joko Widodo juga melakukan "groundbreaking" empat proyek dan peresmian pengoperasian tujuh proyek lainnya untuk memperkuat sistem kelistrikan Jakarta-Banten.

Keempat proyek "groundbreaking" adalah saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) berkapasitas 500 kV di ruas Bojanegara-Suralaya, SKTT 150 kV Muara Karang Baru-Muara Karang Lama, saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150 kV Cibinong-Gandaria, dan GIS 150 kV Depok Baru II.

Sementara, proyek yang diresmikan adalah gardu induk tegangan ekstra tinggi (GITET) 500 kV Balaraja 2x500 MVA, gardu induk (GI) 150 kV Millenium 2x60 MVA, rekonduktoring SUTT 150 kV Cilegon-Serang 35,91 kms, serta GIS 150 kV Bintaro II 2x60 MVA dan UGC 150 kV Bintaro-Bintaro II 4,68 kilometer sirkuit (kms).

Selain itu, GI 150 kV Pantai Indah Kapuk 1x60 MVA, GIS 150 kV Gunung Sahari-Kemayoran 2x60 MVA dan UGC 150 kV 10 kms, serta GI 150 kV Bayah 1x60 MVA untuk penyambungan konsumen tegangan tinggi yakni pabrik semen PT Cemindo Gemilang di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten. (Ant)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home