Bangun Ruang Publik yang Sehat dan Bebas dari Ketakutan
TANGERANG, SATUHARAPAN.COM – Era informasi digital saat ini memberikan kecepatan sekaligus akses terhadap berbagai informasi setiap hari. Namun, pada saat yang sama memberikan persoalan baru, terutama kredibilitas berita itu sendiri. Tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini adalah membangun ruang publik yang sehat dan bebas dari ketakutan.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyampaikan hal tersebut dalam acara Sinergi Aksi Informasi dan Komunikasi Publik (SAIK) dengan tema Sinergi Indonesia Menuju Era Komunikasi 4.0, di Tangerang, Banten, Senin (3/12/2018).
Saat ini, di Indonesia terdapat 143 juta pengguna internet. Artinya, lebih dari separuh penduduk Indonesia sudah mengakses internet. Dari jumlah itu, 130 juta penggunanya sangat aktif media sosial di Indonesia. Berdasarkan data Nielsen Media Consumer View pada tahun 2017, penetrasi internet di Indonesia mencapai 44 persen populasi dibandingkan dengan TV (96 persen), media luar ruang (53 persen), radio (37 persen), surat kabar (7 persen), serta tabloid dan majalah (3 persen). Angka ini mengalami lonjakan luar biasa dibandingkan dengan tahun 2012 yang saat itu baru mencapai 26 persen.
“Kita tahu bahwa ini merupakan tempat bersemainya berbagai berita hoaks,” kata Moeldoko.
Ia menyebutkan demokrasi dan peradaban yang baik membutuhkan ruang publik yang sehat, yang memberi kesempatan pada nilai-nilai yang luhur untuk menjadi dasar dalam setiap dialog dan pengambilan keputusan. “Hoaks tidak hanya merugikan pemerintah tapi juga demokrasi dan peradaban kita mundur jauh,” ia menegaskan.
Dalam kesempatan tersebut ia juga menyampaikan berbagai cara yang sudah dilakukan pemerintah dalam membangun ruang publik yang sehat. Membentuk UU ITE, bekerja sama dengan platform media sosial untuk menghentikan portal yang menyebabkan berita hoaks, melibatkan masyarakat dengan membentuk komunitas yang memerangi hoaks, dan memberikan literasi media kepada masyarakat.
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dalam pidato pembukaan acara melalui video taping juga menyampaikan dalam penyampaian informasi ke masyarakat membutuhkan cara yang efektif. “Salah satu cara yaitu dengan menggunakan budaya seperti wayangan dan sebagainya,” papar Rudiantara melalui video. Cara tersebut dinilai lebih efektif agar masyarakat terhindar dari berita hoaks.
Turut hadir dalam acara tersebut adalah Menteri Pariwisata Arief Yahya, Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan Eko Sulistyo, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Niken Widiastuti. (kominfo.go.id)
Editor : Sotyati
Pemberontak Suriah: Kami Tak Mencari Konflik, Israel Tak Pun...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Pemimpin kelompok pemberontak Islamis Suriah, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), ...