Bangun Tembok di Lembah Cremisan, Israel Matikan Betlehem
BEIT JALA, SATUHARAPAN.COM – “Ini paku terakhir di peti mati Betlehem. Yaitu, tembok aneksasi di Cremisan”. Ini adalah judul dari, laporan terperinci terbaru, yang dirilis oleh Society of St. Yves, Pusat Katolik untuk Hak Asasi Manusia yang bekerja di bawah perlindungan Patriarkat Latin di Yerusalem.
Peta Lembah Cremisan. (Foto: poica.org)
Akar pohon zaitun berusia ribuan tahun dicabut buldozer Israel di Lembah Cremisan. (Foto: Patriark Yerusalem)
Dalam laporan yang dikeluarkan awal September, setebal 90 halaman lengkap dengan peta dan foto—menjelaskan berdasarkan sumber-sumber resmi dari Patriarkat yang—bertujuan untuk merekonstruksi dan menganalisis semua implikasi sekarang dan masa depan “kasus Cremisan”. Yaitu, pembangunan tembok pemisah oleh pemerintah Israel dan dibangun sebagian besar di atas tanah Palestina.
Baca juga: |
Realisasinya—empat ditunda oleh Mahkamah Agung Israel, tetapi kemudian disahkan—pembangunan ini akan merusak Lembah Cremisan selamanya. Lembah ini adalah paru-paru hijau untuk seluruh daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi yang meliputi kota-kota Betlehem, Beit Jala, dan Beit Sahour.
Secara khusus, yang menerima dampak buruk pembangunan dinding adalah keluarga Kristen yang tinggal di daerah itu. “Tidak akan ada masa depan bagi kelanggengan orang Kristen: kepadatan penduduk akan naik ke tingkat yang tidak berkelanjutan. Dan, akhirnya banyak yang akan memilih jalur eksodus, yang akan terus mengurangi kehadiran orang Kristen di Tanah Suci”, kata Vera Baboun, wali kota Bethlehem pada Agenzia Fides.
Hukum militer sipil dan Israel digunakan untuk mengesahkan penyitaan tanah Palestina. Dengan maksud untuk menggunakan daerah-daerah itu untuk membangun pemukiman baru pemukim Yahudi. (news.va)
Ikuti berita kami di Facebook
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...