Banjir Bandang di Flores Timur, NTT, 44 Meninggal, 24 Hilang
FLORES TIMUR, SATUHARAPAN.COM-Badan Meteoprologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan adanya dua bibit siklon tropis yang dapat berdampak pada cuaca ekstrem. Salah satu potensinya adalah curah hujan lebat dan angin kencang yang bisa terjadi di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) pada sepekan ini antara tanggal 3 dan 9 April 2021.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan 256 warga di Kabupaten Flores Timur, NTT mengungsi akibat banjir bandang yang melanda wilayah itu pada hari Minggu (4/4). Mereka mengungsi di Balai Desa Nelemawangi dan Balai Desa Nelelamadike.
Warga yang hilang tercatat masih 24 orang dan, data korban meninggal dunia tercatat 44 orang. Sedangkan warga mengalami luka-luka telah mendapatkan perawatan medis.
Ada sembilan desa yang tersebar di empat kecamatan terdampak banjir bandang ini. Kedelapan desa tersebut yaitu Desa Nelemadike dan Nelemawangi (Kecamatan Ile Boleng), Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang (Kecamatan Adonara Timur), Desa Oyang Barang dan Pandai (Kecamatan Wotan Ulu Mado), dan Desa Duwanur, Waiwadan dan Daniboa (Kecamatan Adonara Barat).
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat 17 rumah hanyut, 60 rumah tertimbun lumpur, dan ada lima jembatan penghubung antar kecematan yang terputus.
Kendala yang dihadapi dalam upaya penanganan darurat adalah akses utama ke lokasi melalui penyeberangan laut, sedangkan kondisi hujan, angin dan gelombang membahayakan pelayaran kapal. Di sisi lain, evakuasi korban yang tertimbun lumpur masih terkendala alat berat.
Bencana di Wilayah Lain NTT
Sementara itu, bencana banjir juga terjadi di Kabupaten Sumba Timur, NTT, pada hari Minggu (4/4), pukul 10.00 WITA. Hujan dengan intensitas tinggi selama beberapa hari mengakibatkan meluapnya sungai setempat. Sebanyak empat kecamatan terdampak banjir tersebut. Keempat kecamatan terdampak yaitu Kecamatan Kambera, Pandawai, Karera dan Wulawujelu.
BPBD Kabupaten Sumba Timur menginformasikan sebanyak 54 keluarga atau 165 jiwa mengungsi, sedangkan 109 keluarga atau 475 jiwa terdampak banjir.
Di Kabupaten Lembata, banjir bandang menewaskan 11 warga dan 16 lainnya hilang. Banjir bandang tersebut terjadi pada Minggu (4/4), pukul 19.00 waktu setempat. Lokasi terdampak berada di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur. Desa-desa terpapar di dua kecamatan ini antara lain Desa Waowala, Tanjung Batu, Amakala, Jontona, Lamawolo dan Waimatan.
Angin kencang juga melanda Kota Kupang, NTT, dan terjadi tanah longsor, banjir rob dan gelombang pasang. Beberapa kecamatan terdampak cuaca ekstrem, termasuk 10 rumah rusak, dan 15 akses jalan terhalang oleh pohon yang tumbang.
BNPB juga menerima laporan terjadinya angin kecang di Kabupaten Malaka Tengah dan Ngada. Angin kencang terjadi di dua kecamatan di Kabupaten Ngada. Empat rumah rusak berat, dan dua rusak sedang, termasuk gedung pengadilan. Selain itu, satu kapal tenggelam, dan enam titik ruas jalan terhalang oleh pohon yang tumbang.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...