Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 10:34 WIB | Sabtu, 02 Desember 2023

Banjir Bandang di Lereng Gunung Merbabu Dampak Kebakaran Hutan

Tim BPBD Kabupaten Semarang berupaya memindahkan bongkahan batu material pasca banjir bandang yang mengakibatkan terputusnya akses jalan penghubung Desa Tajuk dan Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang pada hari Minggu (26/11). (Foto: BPBD Kabupaten Semarang)

SEMARANG, SATUHARAPAN.COM-Banjir bandang menerjang dua desa di lereng Gunung Merbabu, pada hari Jumat (24/11). Peristiwa itu terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur kawasan puncak Gunung Merbabu dalam durasi yang cukup lama. Wilayah yang terdampak meliputi Desa Tajuk dan Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

Berdasarkan laporan Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Meskipun demikian, banjir yang membawa material lumpur, bebatuan besar serta potongan batang dan ranting pohon ini menyebabkan kerugian materil berupa satu motor warga hanyut, saluran air di empat dusun Desa Tajuk rusak, dan tiga akses jalan penghubung antar desa terputus.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Semarang, Alexander Gunawan, dalam keterangan resmi yang disampaikan pada program Teropong Bencana BNPB, Rabu (29/11), menjelaskan bahwa tim gabungan hingga saat ini masih berupaya melakukan pembersihan di lokasi dan memperbaiki akses jalan dibantu lintas stakeholder maupun warga setempat.

“Dua akses jalan sudah kami bersihkan dengan eskavator dibantu pihak BBWS Pemali Juana Jawa Tengah. Untuk jalan penghubung dusun Ngaduman ke Gedong sangat parah, kami bekerjasama dengan komunitas Jeep 4x4 untuk menarik batu yang menghalangi jalan," jelas Alexander.

Sementara itu, kerugian material yang ditimbulkan atas peristiwa itu mencapai kisaran 800 juta rupiah. Angka itu dihimpun sementara oleh tim di lapangan berdasarkan pengamatan secara langsung maupun berkoordinasi dengan lintas stakeholder terkait.

"Hasil asesmen kami terhadap dampak banjir, baik rusaknya pipa pralon maupun pondasi jalan yang tergerus, total kerugian mencapai delapan ratus juta rupiah," kata Alexander.

Hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang terjadi merata di kawasan Gunung Merbabu sebenarnya bukan menjadi penyebab utama terjadinya banjir bandang. Alexander mengatakan banjir bandang itu juga dipicu oleh faktor lain seperti hilangnya vegetasi lereng Gunung Merbabu akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada bulan Oktober 2023 di wilayah Kecamatan Getasan.

Hasil asesmen BPBD Kabupaten Semarang dan pihak perhutani, vegetasi berupa pepohonan heterogen hingga semak belukar seluas hampir 500 hektare itu hangus dilalap Si Jago Merah. Hilangnya vegetasi itu kemudian membuat kawasan lereng Gunung Merbabu kehilangan kemampuan untuk menyerap air hujan ke dalam tanah. Akibatnya, saat hujan turun airnya mengalir bebas tanpa terserap dengan baik menuju ke wilayah permukiman penduduk yang berada di kaki gunung.

"Sisa kebakaran hutan kemarin sekitar 500 hektare vegetasi rusak sehingga ketika terjadi hujan deras di daerah puncak itu tidak ada yang menahan. Maka tanah dan batuan yang ada di situ terbawa arus sampai ke wilayah kami," kata Alexader.

Kejadian banjir bandang di lereng Gunung Merbabu patut menjadi perhatian bersama. Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB mencatat hingga per 29 November 2023 telah ada 817 kejadian karhutla di seluruh wilayah Indonesia. Dari jumlah tersebut, karhutla juga terjadi di wilayah gunung maupun dataran tinggi seperti Gunung Ciremai, Gunung Arjuno, Gunung Sumbing, Gunung Bromo, Gunung Lawu, Gunung Merbabu, Gunung Agung, dan Gunung Abang.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home