Banjir Bandang Di Pakistan, Hampir 1.000 Tewas
ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM-Banjir bandang yang dipicu oleh hujan lebat di sebagian besar wilayah Pakistan telah menewaskan hampir 1.000 orang dan melukai serta membuat ribuan lainnya mengungsi sejak pertengahan Juni, kata para pejabat Sabtu (27/8).
Korban tewas baru diketahui sehari setelah Perdana Menteri, Shahbaz Sharif, meminta bantuan internasional dalam mengatasi kerusakan akibat banjir yang mematikan di negara berpenduduk mayoritas Islam yang miskin itu.
Musim hujan, yang dimulai pada bulan Juni, telah melanda Pakistan dengan hujan lebat tahun ini dan tim penyelamat telah berjuang untuk mengevakuasi ribuan orang yang terdampar dari daerah yang dilanda banjir. Krisis telah memaksa pemerintah untuk menyatakan keadaan darurat.
Di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa di wilayah barat laut, banjir menghancurkan gerbang sistem kontrol air utama di Sungai Swat, yang menyebabkan banjir di distrik Charsadda dan Nowshera, kata Sania Safi, administrator utama di Charsadda.
“Kami mendahului situasi dan memperingatkan dan memaksa warga yang ragu-ragu untuk meninggalkan rumah mereka demi keselamatan dan pindah ke kamp-kamp bantuan yang didirikan di gedung-gedung pemerintah di tempat-tempat yang aman,” katanya.
Safi mengatakan ada kekhawatiran naiknya sungai Swat dan Kabul, menambah kesengsaraan warga yang telah menderita kehilangan nyawa dan harta benda.
Di distrik Nowshera, administrator lokal Quratul Ain Wazir mengatakan air banjir menenggelamkan jalan-jalan sebelum air tercurah menuju ke daerah dataran rendah.
“Pemerintahan kami telah mengevakuasi banyak orang dan membawa orang lain ke kamp-kamp bantuan di mana pemerintah menyediakan tempat tidur dan makanan di gedung-gedung yang aman,” katanya. ... "Kami akan menggunakan polisi untuk memaksa mereka yang ragu-ragu meninggalkan rumah mereka."
Menteri Penerangan, Maryam Aurangzeb, mengatakan tentara dan organisasi penyelamat membantu orang-orang untuk mencapai keselamatan di banyak distrik di Sindh selatan, Khyber Pakhtunkhwa di barat laut, Punjab di timur dan Provinsi Baluchistan di barat daya.
“Pemerintah telah memberikan dana yang cukup untuk memberi kompensasi finansial kepada orang-orang yang terkena dampak dan kami tidak akan membiarkan orang-orang kami sendirian di masa sulit ini,” katanya.
Aurangzeb meminta orang-orang kaya dan organisasi bantuan untuk maju dengan bantuan untuk membantu warga Pakistan yang terkena dampak banjir.
Menanggapi seruan Sharif untuk bantuan internasional, Perserikatan Bangsa-bangsa merencanakan seruan kilat sebesar US$ 160 juta untuk sumbangan, menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Asim Iftikhar. Dia mengatakan dalam pengarahan mingguannya pada hari Jumat (26/8).
Lembah Kalam yang indah di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa adalah salah satu daerah yang paling terpengaruh oleh hujan dan banjir. Air dari sungai yang meluap menyapu seluruh bangunan, termasuk hotel ikonik.
“Situasinya cukup serius karena kami tidak memiliki jaringan jalan yang tersisa dengan provinsi lainnya, kami tidak memiliki jaringan listrik, gas dan komunikasi dan tidak ada bantuan yang sampai di sini,” kata Muzaffar Khan, yang toko kelontongnya hanyut bersama dengan banyak toko lainnya.
Ribuan orang yang rumahnya hanyut kini tinggal di tenda-tenda, bermil-mil jauhnya dari desa-desa dan kota-kota mereka yang terendam, setelah diselamatkan oleh tentara, pekerja bencana setempat dan sukarelawan, kata pihak berwenang.
Di Baluchistan, Asadullah Nasir, juru bicara otoritas penanggulangan bencana provinsi mengatakan, 34 kabupaten di provinsi miskin itu terkena dampak parah akibat hujan lebat dan banjir berikutnya. Dia mengatakan jaringan jalan hancur dan jembatan hanyut dan bantuan hanya dimungkinkan dengan helikopter, yang seringkali tidak dapat beroperasi karena cuaca buruk. Dia mengatakan pejabat provinsi telah mengkonfirmasi 235 kematian tetapi jumlah itu diperkirakan akan meningkat secara signifikan setelah komunikasi dipulihkan.
Otoritas Penanggulangan Bencana Nasional dalam laporan semalam terbarunya mengatakan 45 orang tewas dalam insiden terkait banjir dari Jumat hingga Sabtu. Itu membuat korban tewas sejak pertengahan Juni menjadi 982 dengan 1.456 terluka.
Hujan muson diperkirakan akan berlanjut pekan ini, terutama di selatan dan barat daya. Musim biasanya berlangsung dari Juli hingga pertengahan September di Pakistan.
Hujan lebat dan banjir bandang berikutnya telah merusak jembatan, jaringan jalan di seluruh Pakistan, mengganggu pasokan buah dan sayuran ke pasar dan menyebabkan kenaikan harga. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...