Banjir dan Tanah Longsor Landa Enam Kecamatan di Aceh
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Hujan dengan intensitas tinggi memicu banjir dan tanah longsor di wilayah Aceh Barat Daya, Provinsi Aceh, pada hari Rabu (23/9). Menurut Badan Nasional Penanggulangan bencana (BNPB), struktur tanah yang labil juga menjadi pemicu terjadinya tanah longsor.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Barat Daya menyebutkan enam kecamatan terdampak, yakni Blangpidie (Desa Mata Le dan Alu Mangota), Kecamatan Susoh (Padang Baru dan Pulau Kayu), Kecamatan Tangan Tangan (Gunung Cut, Padang Kawa dan Blang Padang), Kecamatan Manggeng (Tokoh I dan Padang), Kecamatan Lembah Sabil (Tokoh II) dan Kecamatan Babahrot (Gunung Samarinda). Total desa terdampak sebanyak 11 desa pada enam kecamatan tersebut.
Pantauan sementara beberapa rumah warga terendam dengan ketinggian muka air 30 hingga 50 centimeter. Dampak lain yaitu longsoran yang menutup akses jalan nasional di Desa Gunung Samarinda.
Menurut BNPB, Aceh Barat Daya termasuk kabupaten memiliki tingkat risiko bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi. Teridentifikasi sembilan kecamatan seluas 30.980 hektare yang memiliki potensi bahaya tersebut, sedangkan populasi terpapar dengan potensi bahaya banjir sebanyak 71.453 jiwa.
Sedangkan tanah longsor, kabupaten ini juga memiliki tingkat risiko dengan kategori sedang hingga tinggi yang teridentifikasi di delapan kecamatan. Jumlah populasi terpapar potensi bahaya tanah longsor sebanyak 6.860 jiwa.
Peringatan dini cuaca tiga hari ke depan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan wilayah Aceh termasuk salah satu wilayah yang perlu diwaspadai. Hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang berpotensi terjadi pada 23 hingga 25 September 2020.
Editor : Sabar Subekti
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...