Banjir di Seoul, Korea Selatan, Tujuh Tewas
Jalan-jalan disebutkan berubah menjadi seperti sungai, namun mulai Selasa situasi lalu lintas membaik.
SEOUL, SATUHARAPAN.COM-Hujan deras mengguyur wilayah ibu kota Korea Selatan, Seoul, hari Senin (8/8) mengubah jalan-jalan di distrik Gangnam yang makmur menjadi sungai, menyebabkan kendaraan terendam dan sistem transportasi umum terganggu. Sedikitnya tujuh orang tewas dan enam lainnya hilang.
Komuter perlahan kembali bekerja Selasa (9/8) pagi setelah kru darurat bekerja semalaman untuk membersihkan banyak kekacauan. Tetapi ada kekhawatiran tentang kerusakan lebih lanjut karena hujan lebat diperkirakan terjadi lagi dalam dua hari berturut-turut.
Sementara sebagian besar layanan kereta bawah tanah wilayah metropolitan Seoul kembali beroperasi normal, sekitar 80 jalan dan puluhan tempat parkir tepi sungai tetap ditutup karena masalah keamanan.
Presiden Yoon Suk Yeol meminta pengusaha publik dan perusahaan swasta untuk menyesuaikan jam perjalanan mereka dan mendesak tindakan agresif dalam memulihkan fasilitas yang rusak dan mengevakuasi orang di daerah berbahaya untuk mencegah kematian lebih lanjut.
Moon Hong-sik, juru bicara Kementerian Pertahanan Seoul, mengatakan militer siap mengerahkan pasukan untuk membantu upaya pemulihan jika diminta oleh pemerintah kota atau daerah.
Hujan mulai turun hari Senin pagi dan meningkat hingga sore hari. Hampir 800 bangunan di Seoul dan kota-kota terdekat rusak sementara lebih dari 400 orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka, kata Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan.
Orang-orang terlihat mengarungi perairan setinggi paha pada Senin malam di jalan-jalan dekat stasiun kereta bawah tanah Gangnam, salah satu distrik bisnis dan rekreasi paling ramai di Seoul, di mana mobil penumpang, taksi, dan bus terjebak di perairan berwarna coklat lumpur.
Komuter dievakuasi saat air mengalir menuruni tangga stasiun kereta bawah tanah seperti air terjun. Di kota terdekat Seongnam, lereng bukit yang diguyur hujan runtuh menjadi lapangan sepak bola universitas.
Petugas penyelamat gagal mencapai tiga orang yang meminta bantuan sebelum tenggelam di sebuah rumah bawah tanah di distrik Gwanak di selatan Seoul Senin malam. Perempuan lain tenggelam di rumahnya di distrik Dongjak terdekat, di mana seorang pekerja publik meninggal saat membersihkan pohon tumbang, kemungkinan karena tersengat listrik. Choi Seon-yeong, seorang pejabat dari kantor distrik Dongjak, mengatakan tidak segera jelas apakah air itu dialiri listrik karena sumber listrik yang rusak atau peralatan yang digunakan pria itu.
Dua orang ditemukan tewas di puing-puing stasiun bus yang runtuh dan tanah longsor di kota terdekat Gwangju.
Empat orang hilang di distrik Seocho Seoul selatan, yang juga merupakan rumah bagi kediaman pribadi Yoon, yang, menurut kantornya, menghabiskan berjam-jam di telepon menerima pengarahan dan mengeluarkan instruksi semalaman saat hujan membanjiri beberapa jalan di dekat rumahnya, kompleks apartemen bertingkat
“Hujan deras diperkirakan akan berlanjut selama berhari-hari … kita perlu menjaga kewaspadaan dan merespons dengan upaya habis-habisan,” kata Yoon saat berkunjung ke markas darurat pemerintah di Seoul, Selasa (9/9). Dia mengarahkan perhatian pejabat ke daerah yang rentan terhadap tanah longsor atau banjir dan untuk mengurangi bahaya jalan dan fasilitas yang sudah rusak.
Badan cuaca negara itu mempertahankan peringatan hujan lebat untuk wilayah metropolitan Seoul dan daerah sekitarnya pada hari Selasa dan mengatakan curah hujan dapat mencapai 5 hingga 10 sentimeter per jam (2 hingga 4 inci) di beberapa daerah. Dikatakan sekitar 10 hingga 35 sentimeter (4 hingga 14 inci) lebih banyak hujan diperkirakan akan turun di seluruh wilayah ibu kota hingga Kamis.
Lebih dari 43 sentimeter (17 inci) hujan diukur di distrik Dongjak yang paling parah di Seoul dari Senin hingga Selasa siang. Curah hujan per jam di daerah itu melebihi 14 sentimeter (5,5 inci) pada satu titik pada Senin malam, yang merupakan hujan per jam tertinggi yang diukur di Seoul sejak 1942.
Hujan badai juga melanda Korea Utara, di mana pihak berwenang mengeluarkan peringatan hujan lebat untuk bagian selatan dan barat negara itu. Surat kabar resmi Korea Utara Rodong Sinmun menggambarkan hujan sebagai potensi "bencana" dan menyerukan langkah-langkah untuk melindungi lahan pertanian dan mencegah banjir di sungai Taedong, yang mengalir melalui ibu kota, Pyongyang. (AP)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...