Banjir Jakarta, Puan Maharani Bela Ahok
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani enggan menyalahkan Gubernnur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atas banjir yang tengah terjadi di kawasan Ibu kota saat ini.
Menurut dia, masalah banjir di DKI Jakarta tidak bisa hanya diatasi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, tapi harus berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Pekerjaan Umum (KemenPU).
"Masalah banjir di DKI Jakarta tidak bisa ditangani Gubernur DKI Jakarta sendiri. Kemarin saya koordinasi dengan BNPB dan KemenPU, mereka mengatakan drainase di Ibu kota tidak baik,” kata Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (10/2).
Dia juga mengatakan Perusahaan Listrik Negara (PLN) sempat mematikan listrik, karena takut ada yang kesetrum dan menyebabkan korban jiwa. Namun Puan mengaku tidak tahu bahwa Gubernur DKI sempat menyatakan ada sabotase yang menyebabkan beberapa kawasan di DKI Jakarta terendam banjir.
Menko PMK itu pun berjanji pemadaman listrik oleh PLN ini tidak akan terjadi lagi ke depan. "Ke depan nanti bertahap memperbaikinya. Yang tersumbat harus segera dibersihkan sampah-sampah agar jangan sampai banjir terjadi lagi," ujar dia.
Terkait hal yang sudah dilakukan pemerintah pusat dalam mengatasi banjir di DKI Jakarta, Puan mengatakan, pihaknya sudah melakukan peninjauan terhadap sungai-sungai di beberapa wilayah dengan komando KemenPU.
"Dalam laporan ada 49 titik banjir, 22 titik terletak di Jakpus. Hal itu bukan karena kenaikan arus sungai yang ada, tapi menurut BNPB dan KemenPU itu terjadi karena tidak banyak drainase di DKI. KemenPU akan perbaiki drainase ini," kata Puan.
Anak kandung Megawati Soekarnoputri ini meminta warga DKI Jakarta supaya tetap waspada terhadap bahaya banjir. Sebab, sebutnya, berdasarkan laporan dari BMKG, curah hujan di Jakarta terus tinggi sampai akhir bulan Februari ini.
"(Hingga) tanggal 23 Februari akan terus terjadi hujan, warga Jakarta harus tetap waspada," ujar dia.
Sebelumnya Ahok menyatakan keheranannya karena PLN mematikan listrik karena jaringannya terendam padahal posisi jaringan telah ditinggikan. Dia merasa aneh karena alasan yang sama juga disampaikan PLN saat posisi jaringan belum ditinggikan. Aliran listrik PLN diperlukan untuk mengaktifkan pompa-pompa penyedot air.
Menurut Ahok, matinya pompa listrik penyedot air ini membuat wilayah sekitar Istana dan Monas jadi terendam banjir yang cukup tinggi.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...