Banjir, Salah Siapa?
Tak ada gunanya menggerutu, apalagi saling menyalahkan.
SATUHARAPAN.COM – Kemarin saya terlambat datang ke kantor. Penyebabnya? Banjir dan Macet. Intensitas hujan yang cukup tinggi beberapa hari ini, juga hujan yang turun sejak subuh hingga pagi hari menyebabkan banjir di beberapa wilayah Jakarta. Banjir yang menggenangi ruas jalan menyebabkan kendaraan harus berjalan lambar. Yang pasti berdampak pada kemacetan. Akibatnya, perjalanan yang biasanya ditempuh selama tiga puluh menit dengan menggunakan transjakarta, kemarin justru mencapai lebih dari satu jam.
Banyak yang menggerutu dan mulai mencari kambing hitam. Ada yang mengatakan: ”Pemerintah tidak becus”, ”Gubernur tidak berhasil”, ”Program-program penanganan banjir gagal total”, bahkan ada pula yang menyalahkan hujan. Hujan yang mestinya membuat suasana dingin dan sejuk, malah justru membuat suasana makin panas.
Mungkin karena suhu politik yang masih panas. Sebab sewaktu masih di kota Makassar, ketika banjir sekalipun tidak ada yang mempersalahkan gubernur atau pemerintah. Juga banjir yang melanda beberapa daerah di Indonesia, tidak terdengar ada yang mempersalahkan pemerintahnya. Anggapan mereka, itu merupakan sesuatu yang memang tidak bisa dihindari. ”Ah, masyarakat Jakarta memang sedikit berbeda!”
Lalu siapa yang harus dipersalahkan jika terjadi banjir seperti saat ini? Tidak ada yang perlu disalahkan. Jika kita mau menilai dengan adil, sesungguhnya pemerintah sudah berupaya keras menangani persoalan Jakarta yang sudah berlangsung bertahun-tahun lamanya. Normalisasi sungai secara berkesinambungan terus dikerjakan, walaupun terkendala oleh pembebasan lahan. Mereka yang tinggal di bantaran sungai bersikukuh tidak mau direlokasi ke tempat yang sudah disediakan. Ini pun kerap dimanfaatkan dan dipolitisasi oleh lawan poitik. Pemerintah dengan pasukan oranye dan biru juga sudah berupaya dengan keras untuk membersihkan Kota Jakarta dan saluran-saluran airnya untuk mencegah banjir. Walaupun sekali lagi, masih banyak warga yang suka membuang sampah sembaranganbukan pada tempatnya.
”Jadilah solusi, bukan masalah!” Kalimat ini agaknya perlu ditanamkan dalam diri kita masing-masing. Mulai dengan memberikan apresiasi, masukan dan dukungan yang positif kepada pemerintah, dan memberikan kontribusi langsung dan sederhana yaitu dengan tidak membuang sampah sembarangan. Selanjutnya, menularkan kebiasaan baik itu kepada orang-orang di sekitar.
Tak ada gunanya menggerutu, apalagi saling menyalahkan. Sebab itu bukan solusi untuk mengatasi banjir.
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...